kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Pasar pelumas tahun 2015 berpotensi naik 5%


Rabu, 03 Desember 2014 / 11:50 WIB
Pasar pelumas tahun 2015 berpotensi naik 5%
ILUSTRASI. PT Lautan Luas Tbk (LTLS) akan menebar dividen untuk tahun buku 2022.


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Permintaan pelumas pada 2015 diproyeksikan tumbuh 5% jika dibandingkan dengan tahun ini. Kenaikan penjualan pelumas menyusul peningkatan infrastruktur yang bisa memicu pertumbuhan ekonomi. 

Paul Toar, Ketua Perhimpunan Distributor, Importir dan Produsen Pelumas Indonesia bilang, pertumbuhan permintaan pelumas tahun 2015 diproyeksikan sama dengan angka pertumbuhan permintaan pelumas tahun ini. 

"Kami melihat dunia bisnis optimistis. Walaupun ada kenaikan harga bahan bakar minyak. Kebijakan ini berdampak positif dan kondisi ekonomi menjadi lebih baik. Jika ekonomi Indonesia membaik, permintaan pelumas juga akan naik," kata Paul kepada KONTAN, Selasa (2/12).

Tahun ini konsumsi pelumas diperkirakan mencapai 1,05 juta kilo liter atau tumbuh 5% dari tahun 2013. Dengan asumsi kenaikan konsumsi 5% tahun depan, maka penjualan pelumas tahun 2015 naik menjadi 1,1 juta kilo liter. 

Walaupun pasar naik, akan tetapi Paul belum menerima informasi baru terkait investasi. "Belum ada investor baru. Shell saja masih menyelesaikan pabriknya yang diperkirakan beroperasi tahun depan atau 2016," kata dia.

Untuk diketahui, banyak investor tak terlalu tertarik berbisnis pelumas yang masih mengandalkan bahan baku masih impor. Adapun Shell bangun pabrik karena punya jaringan bisnis kuat secara global. "Beberapa tahun lalu, ada investor dapat izin produksi oli, tapi sekarang tak jelas rimbanya," tambah Paul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×