kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesian Acids Industry pasang target pertumbuhan agresif 10% tahun ini


Kamis, 16 Januari 2020 / 22:12 WIB
Indonesian Acids Industry pasang target pertumbuhan agresif 10% tahun ini


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang 2019, PT Indonesian Acids Industry memperoleh pertumbuhan kinerja sebesar 5,1% dibandingkan tahun 2018 lalu. Kontribusi sektor industri dinilai menyumbang sebesar 18% sampai 19%.

"Beberapa industri hilir yg menjadi customer kami seperti industri keramik dan industri deterjen, mengalami penurunan yg signifikan di 2019. Industri keramik mungkin disebabkan oleh serangan produk-produk impor, sedangkan industri deterjen kemungkinan disebabkan oleh perubahan pola mencuci masyarakat yg lebih suka mencuci di jasa laundry daripada mencuci di rumah masing-masing," jelas Michael Susanto, Direktur Indonesia Acids Industry pada Kontan.co.id, Senin (13/1) lalu.

Baca Juga: Sektor aneka industri justru naik 2,34% di tengah penurunan IHSG, ini kata analis

Tahun ini, perusahaan menargetkan pertumbuhan agresif sebesar 10%. Michael optimistis tahun 2020 akan menjadi tahun yang lebih baik daripada 2019, seiring adanya prediksi dari Bank Dunia jika pertumbuhan global meningkat menjadi 2,5% dan rencana target pertumbuhan ekonomi nasional 5,3%.

"Kami berencana melakukan export lebih banyak di tahun 2020 mengantisipasi kemungkinan permintaan dalam negeri masih belum bisa recover," lanjutnya.

Ia melihat pula jika skema DMO yang dikembangkan oleh Kementerian Perindustrian serta rencana penurunan harga gas tentunya berita gembira atau katalis positif bagi industri kimia dasar.

Baca Juga: Pasca harga gas turun, kapasitas produksi keramik berpeluang meningkat

Beberapa elemen perusahaannya, membutuhkan gas dalam jumlah cukup lumayan sebesar, yakni sebesar 25% sampai 30% dari total cost of manufacturing. Apabila terjadi penurunan harga gas, tentunya pihaknya bisa lebih menghasilkan produk yang lebih kompetitif, baik secara domestik (lebih kebal terhadap serangan produk import) dan juga bisa menambah market share dalam skala internasional.

"Harga gas industri di Indonesia saat ini menjadi yang termahal di Asia Tenggara ataupun di dunia. Tentu rencana skema tersebut menggembirakan," lanjutnya.

Ia melanjutkan, pihaknya mengalokasikan dana internal untuk capex tahun ini. Capex akan dialokasikan untuk ekspansi kapasitas beberapa produk guna mengantisipasi kenaikan permintaan pada 5-10 tahun mendatang. "Adapun produk-produk kimia dasar yang baru, masih menjalani tahap feasibility study mendalam," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×