Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Meningkatnya tren penggunaan plastik ramah lingkungan membuat untung PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk (IPOL). Alhasil perusahaan kemasan plastik ini berencana untuk membidik perusahaan yang mau menggunakan kemasan fleksibel biodegradable sejalan dengan kampanye ramah lingkungan.
Indopoly adalah salah satu produsen kemasan plastik fleksibel di Indonesia. Seluruh produk yang dijual perseroan yakni Biaxially-Oriented Polypropylene (BOPP) dan satu mesin Biaxially-Oriented Polyester (BOPET).
Wakil Presiden Direktur PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk, Jeffrey Halim mengatakan perusahaan sudah banyak menjual produk ramah lingkungan tersebut ke perusahaan rokok di Korea dan juga perusahaan makanan di negara asia. Sedangkan di Indonesia belum ada yang menggunakan produknya tersebut. "Perusahaan rokok, dan makanan sedang uji coba produk kami. Tentunya kami harapkan bisa jadi pelanggan berikutnya," kata Jeffrey, pada paparan publik, Rabu (15/5).
Emiten dengan kode saham IPOL ini memiliki total kapasitas produksi sebesar 100.000 ton per tahun. Kapasitas produksi ini tersebar di pabrik Purwakarta Jawa Barat sebesar 65.000 ton, pabrik di Suzhou Jiangsu dan Kunming Yunnan China masing-masing sebesar 25.000 ton dan 10.000 ton.
Adapun untuk tahun ini perusahaan belum ada rencana peningkatan kapasitas produksi. Meski demikian, IPOL mengalokasikan capex sebesar US$ 1,5 juta untuk perawatan mesin-mesin pabrik yang sudah ada agar lebih efisien dan menyesuaikan kebutuhan customer. "Kami masih feasibility study untuk line produksi baru di Amerika Serikat, Cina dan juga Indonesia," katanya.
Mengenai perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Cina justru jadi manfaat bagi IPOL. Mengingat produknya dari pabrik Indonesia jadi bisa mudah masuk ke AS. Sedangkan untuk pabrik di Cina untuk suplai pasar Asia dan Eropa. "Tantangannya kompetisi dan nilai tukar. Tapi kami lihat peluang lebih banyak sekali ditambah kondisi pasar yang saat ini masih bagus,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News