Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten telekomunikasi, PT Indosat Tbk (ISAT) menyatakan persaingan bisnis internet masih batas wajar di tengah isu harga tarif layanan data di Tanah Air yang tergolong murah.
SVP-Head of Corporate Communications Indosat, Steve Saerang, mengatakan Indosat fokus mendorong para pelaku industri untuk memberikan layanan berkualitas tanpa adanya perang harga untuk memastikan keberlangsungan investasi untuk perluasan akses ke masyarakat hingga ke pelosok.
"Kami melihat persaingan masih dalam batas wajar untuk program akuisisi maupun retensi pelanggan, dengan menyesuaikan profil pelanggan dan area penjualan," kata Steve kepada Kontan.co.id, Selasa (29/8).
Steve menjelaskan, internet saat ini sudah merupakan komoditas dan menjadi bagian dari kebutuhan sehari-hari. Secara teori dan praktik, jika permintaan tinggi dan ketersediaan banyak maka harga wajar akan terbentuk dengan sendirinya sesuai kondisi pasar.
Baca Juga: Indosat (ISAT) Intip Potensi Cuan dari Pemilu 2024
"Tarif yang terjangkau menjadi relatif karena menyesuaikan profil pengguna, pendapatan, lokasi, dan lainnya," ujar Steve.
Lebih lanjut, Steve bilang Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat) memiliki Indosat HiFi yang menyediakan layanan internet fiber yang nyata andalnya. Saat ini telah terbentuk harga jual yang baik di pasar, sehingga para provider saat ini berlomba untuk memberikan variasi produk dengan layanan terbaiknya, termasuk untuk layanan purnajual.
Menurut Steve, munculnya provider baru pasti akan berdampak pada kompetisi, namun ini merupakan hal yang baik karena dengan semakin banyak provider internet, maka Indonesia menjadi pasar yang sangat potensial untuk dikembangkan.
Ke depan, Indosat akan terus mendorong kolaborasi antar pelaku industri dan regulator untuk menciptakan kondisi kompetisi yang sehat.
Kondisi ini yang akan memberikan dampak positif bagi pelanggan berupa layanan internet yang semakin baik, diiringi dengan pertumbuhan industri telekomunikasi serta peningkatan ekonomi Indonesia.
Sebagai tambahan informasi, menilik laporan keuangan per 30 Juni 2023, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk ISAT turun 41,46% secara tahunan atawa Year On Year (YoY) menjadi Rp 1,9 triliun dari Rp 3,26 triliun.
Meski begitu, pendapatan ISAT sepanjang periode Januari–Juni 2023 masih tumbuh 9,53% secara tahunan menjadi Rp 24,67 triliun. Pada periode yang sama di 2022, IOH membukukan pendapatan senilai Rp 22,52 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News