kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri alat berat tunjukkan tanda perbaikan


Jumat, 12 Mei 2017 / 11:14 WIB
Industri alat berat tunjukkan tanda perbaikan


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kinerja industri alat berat mulai memperlihatkan tanda-tanda perbaikan pada tahun ini. Hal itu tercermin dari laporan penjualan per kuartal I-2017, yang menunjukan tren kenaikan.

Merujuk data Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi), penjualan alat berat hingga kuartal pertama tahun ini tercatat 1.153 unit atau naik 88% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni sebanyak 619 unit.

Ketua Hinabi Jamaluddin menyatakan, permintaan alat berat dari sektor tambang dan konstruksi menjadi faktor pendorong utama peningkatan penjualan pada kuartal I-2017. "Ada juga carry over tahun lalu. Permintaan alat berat di awal kuartal II juga sudah lumayan," terang Jamaluddin saat dihubungi KONTAN, Rabu (10/3).

Memang, selama ini sektor pertambangan dan konstruksi menjadi andalan bagi produsen alat berat. Mereka bisa menggenjot produksi ketika harga komoditas naik. Pun dengan banyaknya proyek infrastruktur dan properti yang tengah digeber pemerintah menjadi berkah bagi pelaku usaha pembuatan alat berat.

Dengan kondisi pasar konstruksi yang mulai bergairah, Hinabi optimistis bisa memacu produksi lebih tinggi ketimbang tahun lalu. Apalagi kalau industi pertambangan kembali bangkit, sehingga bisa terus mendongkrak pertumbuhan penjualan.

Tahun ini, Hinabi menargetkan produksi alat berat sebanyak 4.200 unit-4.400 unit dibanding realisasi tahun lalu yang hanya 4.065 unit.

Kinerja positif

Kinerja positif industri alat berat nasional pada kuartal I-2017 yang memperlihatkan kenaikan bisa tergambar dari angka penjualan PT United Tractors Tbk.

Hubungan Investor United Tractors Ari Setiyawan mengatakan, penjualan produk alat berat dengan merek Komatsu tumbuh pesat di kuartal I-2017, yang tercatat sebanyak 847 unit atau tumbuh 70% dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 499 unit. "Awal kuartal II-2017, permintaan dari sektor tambang terus tinggi," sebutnya saat dihubungi KONTAN, Selasa (28/3).

Ia menjelaskan, permintaan alat berat dari sektor pertambangan batubara di Kalimantan mendominasi pencapaian penjualan UNTR. Kinerja kinclong tersebut juga tercermin dari laporan keuangan perusahaan.

Pada kuartal I-2017, penjualan United Tractors senilai Rp 13,6 triliun atau tumbuh 28% dari periode yang sama tahun lalu Rp 10,6 triliun. Tahun ini, target penjualan di sektor alat berat anak usaha Astra ini sebanyak 2.700 unit. Sedangkan tahun lalu tercatat 2.100 unit.

Pun Direktur Keuangan PT Intraco Penta Tbk (INTA) Fred L Manibog mengakui, permintaan alat berat pada awal tahun menunjukkan pertumbuhan. Emiten dengan kode saham INTA ini membidik pertumbuhan 20%-25% dari lini bisnis alat berat. "Banyak yang pesan di awal tahun, tapi realisasinya baru terlihat di kuartal dua dan tiga nanti," ungkap Fred saat dihubungi KONTAN, Kamis (11/4).

Info saja, INTA mempunyai anak usaha di bidang keagenan alat berat merek Volvo CE, dan SDLG melalui PT Intraco Penta. Sekarang, Intraco tengah mencari peruntungan dengan terjun ke bisnis listrik dan manufaktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×