kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.324   50,00   0,31%
  • IDX 7.906   -21,15   -0,27%
  • KOMPAS100 1.110   -3,68   -0,33%
  • LQ45 818   -11,31   -1,36%
  • ISSI 266   0,54   0,20%
  • IDX30 424   -4,89   -1,14%
  • IDXHIDIV20 492   -5,66   -1,14%
  • IDX80 123   -1,56   -1,25%
  • IDXV30 132   -0,72   -0,54%
  • IDXQ30 137   -1,77   -1,27%

Industri Fiber Optik Hadapi Tekanan Trafik Data, CGS Terapkan Teknologi SPB


Selasa, 26 Agustus 2025 / 19:48 WIB
Industri Fiber Optik Hadapi Tekanan Trafik Data, CGS Terapkan Teknologi SPB
ILUSTRASI. Aktivitas pekerja proyek relokasi serat kaca atau fiber optic (FO) di Bekasi, Senin (21/7). Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel) akan memindahkan kabel udara FO ke dalam tanah mulai kuartal kedua 2025 di seluruh Indonesia. Saat ini Apjatel telah merelokasi kabel sepanjang 344 kilometer di 248 ruas jalan Jabodetabek. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cendikia Global Solusi (CGS), salah satu penyedia infrastruktur fiber optik independen di Indonesia, melakukan modernisasi jaringan dengan teknologi Shortest Path Bridging (SPB) dari Alcatel-Lucent Enterprise (ALE). 

Langkah ini tak hanya menekan biaya operasional hingga 15%, tetapi juga memperkuat daya saing industri telekomunikasi lewat ketersediaan layanan hampir tanpa downtime.

Sejak berdiri pada 2009, CGS telah mengoperasikan lebih dari 5 ribu kilometer kabel fiber optik di 30 provinsi. Namun, lonjakan trafik data akibat adopsi IoT, layanan cloud, dan persiapan 5G membuat perusahaan menghadapi tantangan keterbatasan skalabilitas serta risiko single point of failure. 

Baca Juga: Percepat Pemerataan Infrastruktur, MyRepublic Rambah 9 Kota Baru

Implementasi SPB menjadi solusi strategis untuk menyederhanakan pengelolaan jaringan sekaligus memastikan keandalan konektivitas nasional.

CEO CGS, Aripin, menegaskan transformasi ini menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan perusahaan. 

"Solusi ALE terbukti menghemat biaya hingga 15% dan membuat layanan kami beroperasi hampir tanpa downtime. Ini memberikan pengalaman yang lebih lancar bagi pelanggan sekaligus memperkuat kinerja keuangan perusahaan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (25/8/2025).

Baca Juga: Telkom (TLKM) Targetkan Spin Off Bisnis Fiber Optik Rampung Pertengahan 2026

Dari sisi industri, teknologi SPB menghadirkan nilai tambah dengan kecepatan konvergensi jaringan kurang dari satu detik, skalabilitas hingga 100G, serta sistem keamanan berbasis Zero Trust. Bagi CGS, keunggulan ini bukan hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga membuka peluang ekspansi layanan digital baru di masa depan.

"Dengan infrastruktur dari ALE, CGS siap memperluas kapasitas jaringan, melayani pelanggan baru, menghadirkan layanan baru dengan lebih efisien, dan memberikan pengalaman pengguna yang andal serta konsisten di seluruh Indonesia," pungkasnya.

Baca Juga: Rencana Spin Off Unit Bisnis Fiber Optik Jadi Katalis, Cek Rekomendasi Telkom (TLKM)

Selanjutnya: Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Angkat Rupiah

Menarik Dibaca: Penting Diketahui! Inilah Gejala Gagal Ginjal dan Penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×