Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Industri gula rafinasi yang tergabung dalam Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) siap memenuhi kebutuhan gula kristal rafinasi (GKR) untuk industri makanan dan minuman sebesar 2,7 juta ton sampai akhir 2012.
Suryo Alam, Ketua Umum AGRI mengatakan saat ini ada delapan pabrik gula rafinasi yang beroperasi dengan total kapasitas produksi 3,2 juta ton per tahun. Adapun tingkat utilisasi pabrik tersebut baru mencapai 70%. Lantaran adanya alokasi kuota gula mentah sebagai bahan baku gula rafinasi bagi industri gula rafinasi dalam negeri.
Tahun lalu, kuota impor gula mentah bagi industri gula rafinasi sebesar 2,1 juta ton. Untuk tahun ini, ada tambahan 250.000 ton lagi.
Adanya tambahan impor gula mentah ini membuat industri gula rafinasi mampu mengolah 2,53 juta ton gula rafinasi dari pabrik swasta dan 182 ton gula mentah milik PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).
Selama 2012, pola pemenuhan kebutuhan gula rafinasi mengalami perubahan. Misalnya untuk industri makanan yang biasanya memenuhi stok gula rafinasi untuk satu sampai dua bulan produksi, kini ditingkatkan menjadi empat bulan produksi. Ini masih ditambah kebutuhan gula rafinasi yang besar saat liburan sekolah dan hari raya Lebaran yang jatuhnya berbarengan. "Tahun ini, distribusi gula rafinasi berjalan baik tidak hanya bagi industri makanan besar tapi juga para industri kecil dan menengah," katanya.
Adhi S Lukman, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), menyebut kebutuhan gula rafinasi bagi industri makanan tahun ini mencapai 2,7 juta ton atau naik 8% dari kebutuhan tahun lalu yang mencapai 2,5 juta ton. "Naiknya kebutuhan gula rafinasi ini karena beberapa investor lokal dan asing ada yang mendirikan pabrik baru dan ekspansi usaha," papar Adhi.
Tahun depan, Adhi memprediksi pertumbuhan industri makanan bakal naik 8%. Artinya, industri makanan bakal membutuhkan tambahan gula rafinasi tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News