Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Direktur Utama PT Kalbe Farma Tbk (KBLF), Vidjongtius mengatakan saat ini pihaknya memulai proyek kolaborasi kecil untuk produk jahe merah. "Kami sudah melibatkan lebih dari 10.000 petani dan akan terus dikembangkan. Kalbe Farma menargetkan bisa mencapai 25.000 petani di seluruh Indonesia untuk bisa membangun ekosistem jahe merah ataupun produk-produk lainnya," kata dia.
Selain dari petani, Kalbe Farma juga akan mengajak stakeholders lain untuk mendukung pemanfaatan bahan baku obat tradisional. Pihaknya mengajak universitas untuk pembinaan dan penyuluhan, ekstraktor dan pabrik-barik untuk pengolahan bahan baku, serta perbankan untuk pendanaan.
Di sini, Kalbe Farma akan menjadi pihak pemasar yang akan menggali pasar dalam negeri maupun luar negeri. Diharapkan melalui kolaborasi ini, inovasi bisa berjalan dengan cepat serta memberikan multiplier effect bagi seluruh stakeholders.
Bagi perusahaan yang akar bisnisnya adalah jamu, PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) akan terus berusaha lebih gencar lagi menggali pasar jamu baik di dalam negeri dan luar negeri. Presiden Direktur Mustika Ratu Bingar Egidius Situmorang memaparkan industri jamu Indonesia harus didukung semua pemangku kepentingan sehingga pengembangan biofarmaka bisa maksimal.
Baca Juga: Konsumsi obat herbal harus terstandar agar dosis lebih terukur
Bingar mengungkapkan, Mustika Ratu yang saat ini sedang dalam proses uji klinis menyadari bahwa salah satu tantangan yang dirasakan adalah investasi yang sangat besar untuk saintifikasi jamu modern. "Oleh karena itu, dalam proses saintifikasi jamu modern baik pra-klinis dan uji klinis herbal, jika pelaku industri bisa mendapat dukungan seperti dana hibah penelitian bagi yang lolos seleksi, ini akan sangat membantu," ujar dia.
Bingar menjelaskan, saat ini Mustika Ratu sudah mengekspor produk herbal ke sejumlah negara, antara lain Malaysia, Hongkong, Taiwan, Amerika Serikat, Kanada, Eropa, Rusia, dan lainnya. "Kami juga sedang bersiap masuk ke pasar Afrika dan Australia," ungkapnya.
Meski tidak memerinci mengenai rencana memperluas pasar luar negerinya, manajemen Mustika Ratu berharap bahwa produk herbal dan jamu Indonesia bisa dimanfaatkan untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan luar negeri. Dia berpesan, seyogyanya pemerintah dapat memanfaatkan produk herbal dan jamu Indonesia sebagai satu cara berdiplomasi atau dia sebut sebagai diplomasi jamu.
"Indonesia harus memperkuat pasar dalam negeri, merebut peluang pasar ekspor agar tidak hanya sebagai pasar saja tapi bisa berbalik sebagai produsen dan eksportir," ujar dia.
Baca Juga: Mustika Ratu (MRAT) makin gencar memperdalam pasar jamu
Maka dari itu, selain memperluas jangkauan pasar ke luar negeri, Mustika Ratu menyiapkan sejumlah agenda bisnis atau aksi korporasi ke depannya, salah satunya mendorong jamu menjadi new healthy lifestyle. "Selama ini nge-tren istilah ngopi atau ngeteh. Nantinya akan ada tren nge-jamu. Jamu harus menjadi gaya hidup sehingga bisa menjangkau lebih banyak konsumen," ujarnya.
Salah satu strategi yang akan dilakukan Mustika Ratu adalah menjalin kemitraan atau kerja sama dengan banyak pihak untuk membangun jaringan kafe jamu. "Kalau Mustika Ratu harus membangunnya sendiri tentu sulit, tetapi kalau dengan kerja sama dengan banyak pihak dan membuatnya ada di mana-mana, kafe jamu bisa saja akan lebih banyak dibanding coffee shop," tandasnya.
Baca Juga: Kurangi penggunaan listrik, Sido Muncul (SIDO) bangun panel surya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News