kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri Kereta Api (INKA) akan garap proyek infrastruktur kereta di Laos dan Vietnam


Minggu, 20 Oktober 2019 / 18:49 WIB
Industri Kereta Api (INKA) akan garap proyek infrastruktur kereta di Laos dan Vietnam
ILUSTRASI. Peserta Siswa Mengenal Nusantara (SMN) dari Sumatera Selatan mengunjungi pabrik Kereta Api (KA) saat mengikuti kegiatan di PT Industri Kereta Api (Inka) Madiun, Jawa Timur, Rabu (15/8). Sebanyak 23 pelajar SMA dan SMK didampingi 12 orang guru dari Provins


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Industri Kereta Api Tbk (INKA) yang tergabung dalam Indonesia Railways Development Consortium (IRDC) bersama Waskita, PT Len, dan PT KAI menyebut penandatanganan Joint Development Agreement di Laos pada Selasa (15/10) kemarin merupakan kelanjutan dari peresmian MoU pada 25 Juni 2019 lalu.

"Penandatanganan ini merupakan konsorsium BUMN negeri, yaitu INKA, PT LEN Waskita, dan KAI untuk membangun infrastruktur di Laos dan Vietnam," ujar Corporate Communication INKA, Hartono, kepada Kontan, Jumat (18/10).

Proyek kereta api yang akan dikerjakan oleh IRDC ini menyediakan pembangunan sarana dari distrik Thakhek Laos ke Vung Ang Port Vietnam sepanjang 195 kilometer.

Senada dengan Waskita, INKA masih enggan berkomentar lebih jauh mengenai proyek kereta api yang menghubungkan Laos dan Vietnam tersebut.

Melalui portal resmi INKA, tertulis proyek kereta api yang diestimasi memakan investasi sebesar Rp 9 triliun ini, akan menopang ekspor batu bara Indonesia ke Laos sebanyak 6,5 juta ton per tahun, serta kebutuhan impor Potasium Laos ke Indonesia sebesar 1 juta ton per tahun.

Masih dari laman yang sama, Direktur Utama INKA, Budi Noviantoro menambahkan pihaknya masih menunggu selesainya survei jalur lapangan yang dilakukan pihak Petrorade Laos.

"Jika survei telah selesai dilakukan, pembangunan jalur kereta bisa diselesaikan dalam waktu 2,5 tahun. Kami juga menawarkan teknologi yang tidak umum dan akan menyediakan jenis kereta ringan yang hemat. Kami menawarkan investasi hanya Rp9 triliun, sedangkan perusahaan Korea menawar harga mencapai US$2,5 miliar," pungkas Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×