Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Terminal Karimun di Indonesia telah meningkatkan impor produk minyak asal Rusia dan kini menjadi salah satu pusat transshipment utama.
Di mana para pedagang menyimpan kargo untuk kemudian diubah asal negaranya sebelum diekspor kembali, menurut delapan sumber industri dan data pelacakan kapal.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, ekspor minyak Rusia bergeser dari Eropa ke Asia akibat sanksi Barat yang bertujuan membatasi pendapatan energi Moskow, membuat banyak pembeli kesulitan mengimpor langsung dari Rusia.
Baca Juga: Trump Ambil Langkah yang Lebih Keras Terhadap Rusia, Ini Penyebabnya
Sistem yang melibatkan pedagang, pengirim, dan titik transshipment termasuk hub terapung di Selat Malaka dan Singapura serta Fujairah di Uni Emirat Arab, memungkinkan aliran minyak Rusia tetap berjalan meski terkena sanksi.
Sejak Oktober, terminal Karimun yang berada di zona perdagangan bebas sekitar 37 km barat daya Singapura, menerima kiriman produk minyak Rusia setiap bulan, menurut data dari Kpler. Produk-produk tersebut kemudian diekspor ke Malaysia, Singapura, dan China.
Sebelumnya, kedatangan produk minyak Rusia ke Karimun bersifat sporadis.
Lebih dari 500.000 metrik ton (setara 3,2 juta barel) minyak bakar dari terminal Ust Luga di Rusia telah tiba di Karimun sepanjang tahun ini, hampir lima kali lipat dari volume pada periode yang sama tahun lalu, menurut data Kpler.
Sekitar 217.000 ton (1,6 juta barel) diesel asal Rusia juga tiba di Karimun tahun ini naik drastis dari nihil pada tahun lalu.
Sementara itu, impor nafta dari Rusia lebih dari 50.000 ton (450.000 barel), sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga: Rusia dan China Peringati Kemenangan Perang Dunia II, Dibayangi Perang Ukraina
Pada Maret, Karimun mencetak rekor ekspor sebesar 590.000 ton produk minyak, membantu menjaga pasokan produk olahan di Asia, khususnya high-sulphur fuel oil, yang menurut sumber, diperdagangkan dengan diskon terhadap harga acuan di Singapura.
Para sumber meminta identitasnya dirahasiakan karena isu ini sensitif.
Kementerian Energi Indonesia menyatakan tidak memiliki informasi terkait aktivitas di Karimun karena wilayah tersebut berada di zona perdagangan bebas dan di luar kewenangannya.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yang mengawasi kawasan ekonomi khusus dan zona perdagangan bebas, belum merespons permintaan komentar.
Perusahaan Dubai, Novus Middle East DMCC, yang membeli terminal PT Oil Terminal Karimun dari perusahaan Jerman Oiltanking pada kuartal kedua tahun lalu, juga belum memberikan tanggapan. Pihak PT Oil Terminal Karimun pun tidak merespons permintaan komentar.
Baca Juga: Rusia Janjikan Investasi Lebih dari Rp 16,5 Triliun di Kuba Sebelum 2030
Kapal yang Disanksi
Porsi minyak Rusia dalam total impor di terminal Karimun melonjak menjadi lebih dari 60% sejak Oktober, dan bahkan mencapai 100% pada April, berdasarkan data Kpler naik tajam dari kisaran nol hingga 26% pada paruh pertama 2024.
Setidaknya tiga kargo tiba di Karimun pada Maret dan April menggunakan kapal tanker yang dikenai sanksi oleh Uni Eropa atau Inggris, menurut data Kpler.
Beberapa kargo tersebut kemudian dicampur sebelum diekspor ulang, kata tiga sumber.
Transaksi dilakukan melalui perantara biasanya perusahaan dagang yang tidak dikenal luas dan kerap berganti nama sebelum dikirim ke tujuan akhir, menurut kedelapan sumber tersebut.
Baca Juga: Rusia Pastikan Keamanan Parade Hari Kemerdekaan di Tengah Ancaman Drone Ukraina
Tan Albayrak, pengacara perdagangan internasional yang fokus pada sanksi ekonomi di firma hukum Reed Smith LLP, menyebut bahwa meskipun fasilitas penyimpanan bisa terpapar sanksi karena menerima muatan dari kapal yang disanksi, proses pencampuran atau pengolahan dapat mengubah asal negara produk tersebut.
“Jika produk minyak itu benar-benar diolah menjadi produk lain, maka akan dianggap berasal dari Indonesia sehingga sanksi terhadap Rusia tidak lagi berlaku pada produk itu,” jelas Albayrak.
“Dalam situasi itu, para pelaku di rantai pasok berikutnya, seperti pedagang atau pembeli, tidak lagi terpapar risiko sanksi,” tambahnya.
Selanjutnya: Dari Altar South Side ke Takhta Suci: Kisah Paus Leo XIV
Menarik Dibaca: 4 Probiotik Terbaik untuk Asam Lambung, Cek di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News