kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri kertas minta didirikan Print City


Senin, 12 Mei 2014 / 20:08 WIB
Industri kertas minta didirikan Print City
ILUSTRASI. Berbagai resolusi finansial yang bisa dibuat oleh para ibu pekerja di 2023.


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Untuk meningkatkan ekspor kertas IndonesiaPersatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI), berharap segera dibangun Print City. Print City adalah kawasan industri terpadu yang diperuntukkan bagi industri grafika atau percetakan. Dengan adanya Print City, industri grafika bisa lebih efisien dan bisnisnya berkembang lebih baik.

Di negara besar Asia, print city ini sudah banyak diterapkan. Bahkan semua negara di Asia telah mempunyai Print City, kecuali Indonesia. Negara-negara Asia yang telah membangun Print City dan mengalami efek positif terhadap devisa ekspor negara antara lain, Thailand, Myanmar, Malaysia, dan Vietnam.

Dengan adanya Print City di Indonesia, akan membuat 80% hasil produksi industri grafika akan diekspor. 

Saat ini Indonesia lebih banyak mengkonsumsi kertas hasil ekspor, padahal bahan bakunya berasal dari dalam negeri. Bahkan kita memiliki industri pulp dan kertas yang cukup modern, dengan kapasitas produksi kertas di tahun 2013 tercatat sebesar 13,5 juta ton per tahun.

"Saat ini, bahan baku dari kita, lalu diekspor. Hasil dari ekspor itu yang kita gunakan," kata Ketua PPGI, Jimmy Juneanto, Senin (11/5).

Dengan adanya Print City, diharapkan akan mampu menghadapi pasar bebas ASEAN sehingga Indonesia tak hanya sebagai pasar tapi juga sebagai pemain besar. "Kita sudah menyerahkan proposal setahun lalu, tapi belum ada respons dari Kementerian Perindustrian. Semoga saja 2-3 tahun ke depan bisa direalisasikan," harapnya. 

Tak hanya masalah perizinan, lokasi juga menjadi pemilihan yang cukup sulit. Karena Print City haruslah berada di posisi yang strategis. Seperti dekat dengan pelabuhan udara maupun laut, Akses jalannya lancar, dan harga lahan yang tak mahal. 

Belum lama ini PPGI sudah mengajukan tempat di Jawa Barat, tepatnya di kawasan Majalengka. Dipilihnya kawasan ini dikarenakan akan dibangun bandara internasional dan tempat perindustrian seluas 2.000 hektare. "Rencananya kita meminta 10% dari lahan tersebut (200 hektare) untuk Print City di Jawa Barat," ujarnya.

Jimmy berharap, pemerintah Indonesia juga bisa memberikan dukungan seperti pemerintah Thailand. Dimana pemerintah Thailand meminjamkan modal sampai delapan kali lipat hasil pendapatan kepada pelaku industri. Modal tersebut digunakan sebagai investasi dan akan dikembalikan selama 8 tahun ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×