Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Potensi ekonomi kreatif patut diperhitungkan. Pasalnya seiring perkembangan tahun, pelaku industri kreatif mampu berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ricky Joseph Pesik, Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif mengatakan bahwa semua bidang industri kreatif memiliki peluang menyumbang ke pendapatan ekonomi nasional. Khususnya yang memanfaatkan teknologi digital.
"Saat ini memang kuliner, untuk tahun depan kurang lebih akan sama tetapi yang akan memimpin jauh sepertinya industri fesyen," ujar Ricky Pesik kepada awak media di Bandung, Selasa (5/12).
Sebelumnya industri kreatif diminta menyumbang ke perekonomian tanah air (PDB) sebesar Rp 852 triliun tahun 2015-2016 lalu. Untuk tahun 2016-2017 saja diminta Rp 900 triliun.
Menurut Ricky Pesik, ada berbagai tantangan yang harus dihadapi seperti infrastruktur, meningkatkan Hak Kekayaan dan Intelektual, mekanisme pendanaan, serta penerapan teknologi.
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri dalam pidato kuncinya mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bergeser dari basis pertanian menuju Industrialisasi dan Ekonomi berbasis Information Technology (IT).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil dan cenderung meningkat akan menjadikan ekonomi Indonesia menempati posisi ke-4 terbesar di dunia pada tahun 2050 nanti. Trend itu terlihat sejak 2016 di mana Indonesia menempati peringkat pertumbuhan ekonomi pada posisi ke-8.
Hal ini cenderung meningkat setiap tahun yang ditandai dengan meningkatnya kelas menengah di Indonesia.
“Posisi kelas menengah Indonesia semakin meningkat, sekitar 10% tiap tahun mengalami pertumbuhan, dan terdapat 38 juta kelas menengah baru yang lahir antara tahun 2002 hingga 2016. Ini berarti menyumbang sekitar 20% pertumbuhan seluruh populasi yang ada saat ini. Industri kreatif akan memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi ke depan. Hal ini disebabkan ekonomi kreatif menyebabkan nilai tambah yang tinggi bagi suatu produk.” jelas Chatib Basri.
Untuk terus mendukung industri kreatif, Chatib Basri menyarankan Pemerintah untuk memberikan pelatihan vokasi atau mendukung balai latihan kerja bagi generasi kreatif. Sehingga modal manusia bisa berkembang.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara melihat sektor jasa akan memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Sektor jasa ini akan maju jika didukung oleh Infrastruktur IT yang bagus dan luas.
“Dengan makin meningkatnya sektor jasa maka kebutuhan data juga meningkat, oleh karena itu Indonesia sedang membangun Palapa Ring yang akan menghubungkan seluruh kota dan desa di Indonesia,” jelas Rudiantara.
Saat ini, dari 13.000 kepulauan yang ada di Indonesia, jaringan data yang terkoneksi baru mencapai 28 kota dari 58 kota besar di Indonesia. Sementara, kebutuhan data semakin meningkat dari tahun ketahuan.
“Sejak tahun 2005 hingga 2014 terjadi lonjakan penggunaan arus data hingga mencapai 45 kali lipat, pada tahun 2005 pemakaian 4.7 terabits per second (Tbps, red) sedangkan pada tahun 2014 meningkat menjadi 211,3 Tbps,” terang Rudy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News