kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Industri Logam Butuh Listrik untuk Panaskan Tungku


Rabu, 21 Juli 2010 / 07:35 WIB


Reporter: Gloria Haraito |

JAKARTA. Gabungan Asosiasi Perusahaan Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia (Gamma) menyayangkan langkah PT PLN (Persero) yang menetapkan batas maksimal penurunan konsumsi listrik industri sebesar 18%. Sebab, selama ini mesin pabrik mengkonsumsi listrik secara terus-menerus untuk memanaskan tungku.

Ketua Umum Gamma, Ahmad Saifun menghitung, konsumsi listrik dihentikan saat pabrik melakukan perawatan mesin. Perawatan ini terjadi setiap enam bulan sekali dan berlangsung selama maksimal dua minggu.

"Tapi penghentian konsumsi listrik itu tidak dilakukan serentak, jadi tetap ada kegiatan menggunakan listrik di pabrik meski ada satu mesin melakukan perawatan," tukas Ahmad.

Di industri logam, biaya listrik memakan 15% dari total biaya pabrik logam. Bila terjadi kenaikan sekitar 15%, dus porsi biaya listrik naik menjadi 17,5% dari total biaya. "Untuk menutup biaya ini, kami harus melimpahkan kenaikan harga pada konsumen sebesar 7,5%," ujar Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×