kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Industri Logam Butuh Listrik untuk Panaskan Tungku


Rabu, 21 Juli 2010 / 07:35 WIB


Reporter: Gloria Haraito |

JAKARTA. Gabungan Asosiasi Perusahaan Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia (Gamma) menyayangkan langkah PT PLN (Persero) yang menetapkan batas maksimal penurunan konsumsi listrik industri sebesar 18%. Sebab, selama ini mesin pabrik mengkonsumsi listrik secara terus-menerus untuk memanaskan tungku.

Ketua Umum Gamma, Ahmad Saifun menghitung, konsumsi listrik dihentikan saat pabrik melakukan perawatan mesin. Perawatan ini terjadi setiap enam bulan sekali dan berlangsung selama maksimal dua minggu.

"Tapi penghentian konsumsi listrik itu tidak dilakukan serentak, jadi tetap ada kegiatan menggunakan listrik di pabrik meski ada satu mesin melakukan perawatan," tukas Ahmad.

Di industri logam, biaya listrik memakan 15% dari total biaya pabrik logam. Bila terjadi kenaikan sekitar 15%, dus porsi biaya listrik naik menjadi 17,5% dari total biaya. "Untuk menutup biaya ini, kami harus melimpahkan kenaikan harga pada konsumen sebesar 7,5%," ujar Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×