Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Johana K.
JAKARTA. Asosiasi industri ketel uap dan bejana bertekanan Indonesia mengatakan pihaknya meminta kepastian pihaknya dilibatkan dalam pembangunan proyek pembangkit listrik dengan total kapasitas hingga 35.000 megawatt.
Eko Sulianto, Ketua Umum Asosiasi Industri Ketel Uap dan Bejana Bertekanan Indonesia mengatakan, pihaknya bertemu dengan Menteri Perindustrian untuk membahas kepastian pelibatan industri dalam negeri dalam proyek pembangkit listrik dengan total kapasitas hingga 35.000 megawatt. "Ibaratnya kami ini tim sepakbola, kami sudah siap bermain. Tapi lawan dan lapangannya belum disediakan dan belum pasti," ujar Eko usai berjumpa dengan Kementerian Perindustrian pada Senin (2/2).
Ia mengatakan, industri dalam sudah memiliki kemampuan yang cukup dalam membantu pembangunan proyek pembangkit listrik tersebut. Dia mengatakan, pemain lokal bisa membangun ketel untuk pembangkit listrik hingga kapasitas 100 megawatt - 1.000 megawatt. Bahkan, selama ini, juga sudah mengekspor ke Amerika Serikat, Eropa, Afrika. Mereka juga sudah bisa membuat ketel uap untuk berbagai jenis pembangkit listrik mulai dari tenaga uap, geothermal, batubara, hingga air.
Adapun ketel untuk pembangkit listrik buatan dalam negeri sudah mencapai 40% tingkat kandungan dalam negeri. Untuk komponen pembangkit listrik seperti recovery biller sudah 100% buatan dalam negeri.
Namun Eko belum bisa memberikan gambaran berapa besar dari 35.000 megawatt yang bisa mereka dapatkkan. Dia juga belum bisa memberikan gambaran, seberapa besar potensi omzet yang bisa diperoleh industri dari proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt tersebut.
Ia meminta agar proyek 35.000 megawatt yang kali ini tidak mengulang lagi proyek pembangunan 2 kali 10.000 megawatt. "Saat itu kami bukan tidak dilibatkan, tapi PLN tidak memberikan ruang," ujar Eko.
Eko berpendapat hal itu dikarenakan pendanaan kala itu banyak berasal dari asing, sehingga seringkali pihak yang mendanai bisa mendikte sesuai yang diinginkan. Saat ini pihaknya meminta kepastian ruang keterlibatan industri dalam negeri kepada Menteri Perindustrian supaya bisa dibahas di rapat kabinet membahas listrik 35.000 mgawatt pada Selasa (3/2).
"Sekarang kata kuncinya buat apa kita investasi di sini. Motivasi daripada teman-teman membangun investasi di indonesia kan untuk pasar indonesia," ujar Eko.
Teddy Caster Sianturi, Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kementerian Perindustrian mengatakan bahwa kemungkinan industri dalam negeri dilibatkan di pembangkit listik 7.000 megawatt dari 35.000 megawatt. "Itu usulan dari kami, masih ditentukan besok dalam rapat kabinet," ujar Teddy,
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News