Reporter: Yudo Widiyanto | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Di tengah gejolak inflasi dan tingginya harga minyak, pemerintah justru optimis industri manufaktur bakal bertumbuh. Pada kuartal I industri diprediksi tumbuh sebesar 4 %. Pertumbuhan ini karena rencana revitalisasi dan investasi di berbagai sektor industri manufaktur.
Guna mencapai pertumbuhan tersebut menurut Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Kementerian Perindustrian, Arryanto Sagala, akan merumuskan kebijakan Bea Masuk di Tanggung Pemerintah (BMDTP) untuk 15 sektor manufaktur.
Selain itu, akan ada revisi PP 62 tahun 2008 tentang fasilitas pajak penghasilan untuk penanaman modal untuk intensif sejumlah pos tarif."Kami optimis, sekalipun masih ada tantangan kenaikan harga minyak dan kenaikan tarif listrik industri," ungkapnya.
Sekjen Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Ansari Bukhari bilang, pada kuartal akhir tahun lalu industri tumbuh rata-rata 6,0%. Jadi total pertumbuhan industri manufaktur secara keseluruhan pada tahun 2010 bertumbuh menjadi 5,1%. "Sudah melampaui target yang kami perkirakan hanya mencapai 4,65%," kata Anshari.
Anshari peningkatan industri pada triwulan ke IV lebih didominasi oleh industri alat angkut atau otomotif, industri logam dasar, besi dan baja. Industri otomotif mengalami peningkatan sebesar 9,5% sementara industri logam dasar besi dan baja naik 10,7%.
Memang, angka prediksi pertumbuhan 4 % pada triwulan I tahun 2011 akan lebih rendah dari triwulan IV tahun 2010 lalu. “Kuartal pertama tren memang lebih rendah dibandingkan kuartal lain karena industri sedang low season,” kata Anshari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News