kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri minta ekspor rotan setengah jadi dibuka lagi


Selasa, 06 Februari 2018 / 14:26 WIB
Industri minta ekspor rotan setengah jadi dibuka lagi
ILUSTRASI. PENGUMPUL ROTAN KUTAI BARAT


Reporter: Abdul Basith | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pengolahan rotan setengah jadi menagih janji Kementerian Perdagangan (Kemdag) untuk membuka keran ekspor rotan setengah jadi di tahun ini. Ekspor rotan setengah jadi diharapkan bisa membangkitkan lagi industri ini yang diklaim sudah mati suri.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Rotan Indonesia (APRI) Julius Hoesanoesan mengatakan, industri pengolahan rotan setengah jadi akan terus menuntut realisasi janji Kemdag untuk membuka ekspor rotan setengah jadi. Pasalnya, menurutnya, industri rotan dalam negeri saat ini sudah mati suri.

Saat ini hanya tinggal 20% saja industri rotan yang masih berproduksi. "Sementara sebagian besar industri produsen rotan setengah jadi sudah menghentikan kegiatan produksi," klaim Julius kepada KONTAN, Selasa (5/2).

Menurutnya pasar dalam negeri sudah tidak bisa diharapkan lagi untuk menjual produksi rotan setengah jadi. Karena dalam beberapa tahun terakhir permintaan terhadap rotan setengah jadi terus mengalami penurunan.

Julius mencontohkan, pada tahun 2017 produksi rotan setengah jadi hanya sebesar 15.000 ton. Jumlah itu turun drastis dibandingkan dengan rata-rata produksi rotan setengah jadi sebesar 40.000 ton per tahun. Rendahnya produksi ini, lanjut Julius, seiring dengan penyerapan industri furnitur dan pengolah rotan yang juga turun 62,5% menjadi hanya sebesar 15.000 ton.

Kondisi ini berbeda bila dibandingkan dengan geliat industri rotan setengah jadi pada tahun 2011. Pada waktu itu ekspor rotan masih diperbolehkan, sehingga produksi rotan secara nasional mencapai 110.000 ton per tahun.

Setelah ekspor dilarang, industri rotan setengah jadi hanya mengandalkan pasar domestik yang sebagian besar hanya berada di Pulau Jawa. Menurut Julius, ada potensi rotan Indonesia mencapai 600.000 ton per tahun yang bisa dikelola secara lestari.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemdag Oke Nurwan mengatakan, Kementerian Perdagangan hingga saat ini masih melakukan perhitungan kebutuhan industri rotan dalam negeri.

Perhitungan itu akan dipakai sebagai dasar kebijakan membuka keran ekspor. "Rencana ekspor rotan hingga saat ini belum ada karena masih menghitung kebutuhan industri dan produksi di dalam negeri," ujar Oke.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×