kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.035.000   26.000   1,29%
  • USD/IDR 16.450   11,00   0,07%
  • IDX 7.897   95,25   1,22%
  • KOMPAS100 1.105   16,50   1,52%
  • LQ45 800   7,00   0,88%
  • ISSI 270   4,28   1,61%
  • IDX30 415   4,17   1,01%
  • IDXHIDIV20 483   5,65   1,18%
  • IDX80 122   1,14   0,94%
  • IDXV30 134   2,12   1,61%
  • IDXQ30 134   1,50   1,14%

Industri otomotif disarankan menyiapkan skenario terburuk


Rabu, 27 Mei 2020 / 19:08 WIB
Industri otomotif disarankan menyiapkan skenario terburuk
ILUSTRASI. Perakitan sepeda motor Honda BeAT di pabrik Astra Honda Motor (AHM).


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. President of Indonesian Marketing Association (IMA),Suparno Djasmin, menyarakan pelaku industri otomotif menyiapkan skenario terburuk tahun ini di tengah penurunan penjualan mobil dan motor terdampak pandemi corona.

Suparno mengatakan ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh pelaku industri di tengah pandemi COVID-19.

Langkah tersebut di antaranya adalah akselerasi melalui teknologi untuk beradaptasi, mengendalikan cashflow atau pengeluaran, hingga menyiapkan skenario terburuk karena jatuhnya kemampuan daya beli masyarakat.

Baca Juga: Palsukan SIKM, pengguna kendaraan bakal kena denda Rp 12 miliar

"Pandemi COVID-19 telah menyebabkan gelombang PHK, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat sudah ada 3 juta pekerja yang di-PHK, sedangkan BPJS mengklaim ada 3,5 juta pekerja yang di-PHK sampai saat ini," jelas Suparno saat menjadi pembicara dalam acara Asia Marketing Day 2020 dengan tema The Consumer in the Age of COVID-19 yang berlangsung secara virtual, Rabu (27/5).

Ia juga berkata, tiap perusahaan perlu mengubah model bisnisnya dengan lebih jeli melihat kesempatan dan permintaan masyarakat, bersinergi dengan sesama pelaku bisnis, serta menyiapkan usaha ke era Post Normal.

Persiapan ini berkaitan dengan prediksi penurunan penjualan mobil dari 1,1 juta unit di tahun 2019, hingga hanya 600.000 unit sampai akhir 2020. Penjualan motor juga diprediksi menurun dari 6,48 juta unit pada 2019, hanya menjadi 3 juta unit sampai akhir 2020.

Baca Juga: Mantap, BCA cetak laba bersih Rp 6,6 triliun di kuartal I-2020

Adapun komoditas batubara ikut menurun karena terbatasnya destinasi ekspor akibat COVID-19.

"Dari data ini, maka tiap pelaku bisnis perlu mengambil takeaway untuk bertahan. Terakhir, selain berjuang mempertahankan bisnis, pelaku industri juga perlu memperhatikan pelanggan, kita harus lihat dan tolong menolong," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×