Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan target penerapan mandatori biodiesel 50% (B50) tetap jalan pada awal tahun 2026, meskipun saat ini stok minyak sawit mentah (CPO) nasional tercatat melimpah.
Mengenai wacana ini, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) emiten yang bergerak dalam bidang produksi produk minyak sawit, menilai bahwa program ini akan dapat senantiasa meningkatkan permintaan CPO domestik.
Hal ini disampaikan oleh Head of Investor Relations SGRO, Stefanus Darmagiri. Stefanus mengatakan bahwa dengan meningkatnya permintaan CPO donestik, maka porsi ekspor akan berkurang. Sehingga, harga CPO diharapkan bisa makin stabil.
"Dengan adanya wacana program B50 yang akan diterapkan pada tahun 2026 diperkirakan dapat meningkatkan permintaan CPO domestik, sehingga porsi ekspor akan berkurang. Hal ini diharapkan berdampak terhadap harga CPO yang akan lebih stabil dan lebih baik," ujar Stefanus kepada Kontan, Senin (30/6).
Ada pun dalam menghadapi wacana implementasi mandatori biodiesel 50% (B50) ini, Stefanus membeberkan bahwa SGRO juga senantiasa mempersiapkan strategi.
Baca Juga: Stok CPO Melimpah, Kementerian ESDM Pastikan Mandatori B50 Tetap Jalan di 2026
Pertama, SGRO bakal terus meningkatkan produktivitas CPO perseroan melalui Best Agronomy Practices. Hal ini dilakukan dengan terus fokus melanjutkan program intensifikasi yang telah berjalan pada tahun-tahun sebelumnya.
Misalnya, seperti mekanisasi, water management sistem, dan peningkatan infrastruktur. Tak ketinggalan, perusahaan juga turut mengembangkan kinerja digitalisasi guna meningkatkan monitoring, efektifitas produksi, dan efisiensi kerja di kebun.
"Seperti misalnya mekanisasi, water management sistem, dan peningkatan infrastruktur serta digitalisasi untuk meningkatkan monitoring, efektifitas produksi dan efisiensi kerja di kebun. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja operasional Perseroan," pungkasnya.
Baca Juga: ESDM: Program B50 hingga B100 Butuh Lahan Baru hingga 4,6 Juta Ha
Sebagai informasi, Biodiesel 50% (B50) adalah jenis bahan bakar campuran yang terdiri dari 50% biodiesel dan 50% bahan bakar diesel konvensional.
Biodiesel sendiri merupakan bahan bakar nabati (biofuel) yang dibuat dari minyak nabati, lemak hewan, atau limbah minyak goreng melalui proses transesterifikasi.
Dengan komposisi tersebut, B50 diklaim menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan diesel murni.
Baca Juga: Harga Biodiesel Mei 2025 Turun Jadi Rp 13.742 per Liter
Selanjutnya: Kinerja PTBA Ditekan Inflasi Biaya, Cermati Prospek dan Rekomendasi Analis
Menarik Dibaca: 5 Cara Memperbaiki Tekstur Kulit agar Kembali Mulus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News