kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Industri pengolahan kakao masih bisa meningkat


Minggu, 28 November 2021 / 11:18 WIB
Industri pengolahan kakao masih bisa meningkat
ILUSTRASI. Kakao


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya meningkatkan daya saing  industri pengolahan kakao di kancah global dan menjadi sektor yang berkelanjutan. Menurut Kemenperin, Indonesia memiliki potensi dan peluang besar dalam peningkatan nilai tambah kakao melalui kebijakan hilirisasi.

“Seiring upaya memacu pengembangan industri pengolahan kakao di dalam negeri, Kemenperin turut aktif mendorong peningkatan produktivitas biji kakao dan konsumsi produk kakao olahan,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika dalam siaran pers, Minggu (28/11).

Putu mengemukakan, Indonesia merupakan produsen kakao olahan terbesar ketiga dunia setelah Belanda dan Pantai Gading. Menurut dia, kekuatan ini ditopang oleh 11 industri pengolahan kakao dengan total kapasitas terpasang mencapai 739.000 ton per tahun.

Baca Juga: Harga CPO menggeliat, Saraswanti (SAMF) optimistis raup pendapatan Rp 1,8 triliun

“Potensi tersebut, didukung ketersediaan bahan baku di dalam negeri. Menurut International Cocoa Organization (ICCO) 2018/2019, produksi biji kakao Indonesia sebesar 220.000 ton. Indonesia sebagai penghasil biji kakao terbesar keenam di dunia,” ungkapnya.

Di tengah pandemi Covid-19, industri pengolahan kakao di tanah air mampu memberikan kontribusi signfikan terhadap devisa. Hal ini tercermin dari capaian nilai ekspor produk kakao olahan nasional sebesar US$ 1,12 miliar atau naik dibanding tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1,01 miliar.

Produk kakao olahan yang diekspor berbentuk liquor, butter, bubuk, dan cake. Putu juga menjelaskan bahwa negara tujuan utama ekspor kakao olahan Indonesia di antaranya ke Amerika Serikat, Belanda, India, Jerman, dan China.

Baca Juga: 5 Super Food yang Sangat Bagus untuk Mendorong Kesehatan dan Pertumbuhan Anak

“Kami juga turut mendorong untuk penggunaan teknologi industri kakao yang inovatif, efektif dan ramah lingkungan sehingga produktivitas dan kualitas kakao Indonesia meningkat,” imbuhnya.

Putu menyebutkan, bahwa saat ini, desain kemasan dan bentuk produk kakao olahan Indonesia juga sudah banyak yang menarik sehingga punya nilai jual yang tinggi di pasar domestik dan mancanegara.

Ia juga mengatakan, produk-produk kakao olahan merupakan bahan baku untuk menghasilkan produk makanan dan minuman berbasis cokelat seperti permen cokelat, biskuit, wafer, roti, dan es krim. Produk tersebut dihasilkan oleh industri pengolahan skala besar serta sektor industri kecil dan menengah (IKM).

“Produk kakao olahan seperti cokelat sangat bermanfaat bagi kesehatan, antar lain karena tingginya antioksidan, sehingga mengurangi risiko serangan jantung dan stroke, menurunkan tekanan darah, memperbaiki fungsi otak, serta mengurangi gejala depresi,” sebutnya.

Baca Juga: PTPN X sukses lakukan ekspor perdana tembakau ke Eropa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×