Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan industri perikanan Indonesia meluncur akibat menghilangnya saingan ekspor perikanan.
Hal tersebut dikarenakan ketatnya pengawalan terhadap wilayah perairan Indonesia. Pengawalan tersebut berdampak pada menurunnya pasokan bahan baku bagi industri perikanan di sejumlah negara.
“Permintaan dari luar naik ini sudah terbukti karena saingan kita sudah tidak ada bahan seperti Thailand dan Vietnam, akhirnya pasarnya dikuasai Indonesia,” ujar Corporate Communication PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk., Saut Marbun kepada Kontan.co.id, Selasa (3/4).
Besarnya permintaan ikan dari luar tersebut dinilai menjadi faktor pendorong pertumbuhan pendapatan. Pendapatan emiten berkode saham DSFI ini pada tahun 2017 tumbuh sebesar 7,19%.
Berdasarkan laporan keuangan, DSFI membukukan pendapatan pada tahun 2017 sebesar Rp 647,38 miliar. Sementara pendapatan DSFI pada tahun 2016 hanya sebesar Rp 603,95 miliar.
Kenaikan tersebut juga mendorong laba DSFI. Laba tahun berjalan DSFI naik dari Rp 5,75 miliar pada tahun 2016 menjadi Rp 6,74 miliar di tahun 2017.
Kenaikan pendapatan tersebut juga didorong oleh kenaikan harga ikan sekitar 3%. “Sebelumnya harga ikan sebesar US$ 6,63 per kilogram (kg) naik menjadi US$ 6,89 per kg,” terang Saut.
Naiknya pendapatan industri perikanan tidak hanya dirasakan oleh DSFI. PT Dua Putra Utama Makmur Tbk.
Emiten berkode saham DPUM ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,28 triliun pada tahun 2017. angka tersebut naik 32,5% dari pendapatan tahun 2016 yang tercatat sebesar Rp 966,88 miliar.
Sama seperti DSFI, DPUM juga mencatatkan kenaikan laba bersih pada tahun 2017. Laba bersih DPUM dalam laporan keuangannya tercatat sebesar Rp 105,54 miliar naik dari tahun 2016 sebesar Rp 90,94 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News