Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rencana pemerintah untuk secara bertahap membatasi dan melarang ekspor gas alam untuk penuhi kebutuhan dalam negeri disambut baik perusahaan pupuk.
Zain Ismed, Corporate Secretary Pupuk Sriwidjaja (Pusri) mengatakan pihaknya mendukung kebijakkan pemerintah. Pasalnya, pabrik pupuk memang memerlukan gas alam untuk bahan baku produksi.
"Selain itu, ketimbang diekspor langsung, lebih baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri karena bisa punya nilai tambah dan multiply effect yang panjang. Untuk pupuk misalnya, dipakai petani, menjadi beras, lalu bisa untuk penuhi pangan nasional," ujar Zain pada KONTAN, Rabu (18/6)
Ia menjelaskan, kebutuhan gas alam di Pusri per hari adalah 225 mmscfd per hari. Adapun perusahaan perlu merogoh kocek US$ 5-US$ 6 untuk satu mmscfd. Berarti perusahaan mengeluarkan US$ 1.125 per hari untuk kebutuhan gas alam.
Catatan saja, rencana pemerintah untuk secara bertahap melarang ekspor gas alam ini tertuang dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pembatasan Ekspor Sumber Daya Alam yang merupakan peraturan pelaksana dari UU No 3 tahun 2014 tentang perindustrian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News