kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Industri tekstil butuh minimal 40.000 pekerja baru


Senin, 30 April 2012 / 07:55 WIB
Industri tekstil butuh minimal 40.000 pekerja baru
ILUSTRASI. Murah banget, ini pilihan harga mobil bekas di bawah Rp 50 juta per April 2021. KONTAN/Baihaki/27/12/2011


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Meski produk tekstil impor menggempur industri tekstil nasional, namun industri tekstil dan produk tekstil (TPT) domestik masih tetap bisa bertumbuh. Lihat saja, kebutuhan tenaga kerja di sektor TPT ini bakal terus bertambah.

Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mencatat, ada sekitar 1,47 juta pekerja yang di sektor tekstil tahun lalu. Ketua API Ade Sudrajat bilang, kemungkinan terjadi penambahan jumlah tenaga kerja di sektor TPT sangat besar. "Pasti ada tambahan pekerja jika terjadi pertumbuhan di bisnis teksil," kata Ade, pada akhir pekan lalu.

Pebisnis tekstil memprediksi, tahun ini, bakal terjadi pertumbuhan industri tekstil sebesar 5%. Menurut hitungan Ade, kalau terjadi pertumbuhan bisnis 1% saja, berarti bakal ada tambahan sekitar 10.000 pekerja. Berarti, dengan asumsi pertumbuhan bisnis tekstil tahun ini yang sebesar 5% bakal butuh pekerja setidaknya sebanyak 50.000 pekerja. "Saya perkirakan paling sedikit butuh tenaga kerja baru sebanyak 40.000 orang," katanya.

Sayangnya, tenaga kerja ahli di sektor TPT ini masih minim. Saat ini, sektor TPT membutuhkan tenaga kerja ahli baru hanya sekitar 1% dari total kebutuhan tenaga kerja baru atau 400 orang saja. API menyebutkan, tenaga ahli di sektor TPT adalah operator mesin, perawatan peralatan dan mesin, penyelia, quality control hingga pemasaran.

Kebutuhan akan tenaga kerja ahli ini berbarengan dengan meningkatnya investasi di sektor industri tekstil dan produk tekstil. Ade menyebut, untuk tahun ini bakal ada sekitar 100 perusahaan tekstil anyar yang beroperasi. Sebagian besar merupakan perusahaan asal China yang merelokasi usaha. "Investasi pabrik asal China ini tidak terlalu besar dan tidak terlalu signifikan," katanya.

Namun Ade mengaku belum bisa menyebut soal berapa besar target realisasi investasi di sektor tekstil ini. Yang pasti, ia mencatat bahwa untuk saat ini ada sekitar 2.980 perusahaaan, baik lokal dan asing, yang berkutat di sektor TPT ini.

Badan Koordinas Penanaman Modal (BKPM) mencatat, tahun lalu ada sekitar 256 perusahaan tekstil yang menanamkan modal. Sebanyak 196 merupakan perusahaan asing dengan nilai investasi total mencapai sebesar US$ 498,3 juta. Sedangkan investor tekstil lokal ada sebanyak 60 perusahaan dengan nilai investasi Rp 999 miliar.

Angka ini jelas melesat hingga 91% ketimbang realisasi investasi tekstil tahun 2010 yang cuma 134 perusahaan.

Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Panggah Susanto sebelumnya mengatakan, pemerintah terus berupaya menggenjot investasi di pasar lokal. "Kita terus berupaya investasi di Indonesia terus meningkat," katanya akhir pekan lalu.

Tahun in, Kemenperin menargetkan investasi manufaktur bisa mencapai sebesar Rp 147,2 triliun atau naik 18% dari realisasi tahun lalu yang sebesar Rp 124,6 triliun. Dari jumlah tersebut, Panggah menargetkan, investasi di sektor tekstil, barang kulit, dan alas kaki bisa menembus paling sedikit mencapai sebesar Rp 12,8 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×