kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.287.000   27.000   1,19%
  • USD/IDR 16.718   -17,00   -0,10%
  • IDX 8.337   18,53   0,22%
  • KOMPAS100 1.160   0,24   0,02%
  • LQ45 848   0,76   0,09%
  • ISSI 288   1,37   0,48%
  • IDX30 443   -2,30   -0,52%
  • IDXHIDIV20 511   -0,47   -0,09%
  • IDX80 130   0,11   0,09%
  • IDXV30 137   0,41   0,30%
  • IDXQ30 141   -0,81   -0,57%

Industri Tekstil Dorong Efisiensi dan Daya Saing Lewat Kolaborasi dengan Pemerintah


Kamis, 06 November 2025 / 17:02 WIB
Diperbarui Kamis, 06 November 2025 / 18:20 WIB
Industri Tekstil Dorong Efisiensi dan Daya Saing Lewat Kolaborasi dengan Pemerintah
Ketua Umum Asosiasi Garment dan Tekstil Indonesia (AGTI), Anne Patricia Sutanto (kiri) melakukan audiensi dengan Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, di kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Kamis (6/11/2025).


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri tekstil dan garmen nasional tengah memperkuat langkah transformasi untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing di tengah tekanan global.

Asosiasi Garment dan Tekstil Indonesia (AGTI) menyampaikan sejumlah inisiatif strategis dalam audiensi bersama Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, di Jakarta.

Ketua Umum AGTI, Anne Patricia Sutanto, menegaskan pentingnya kemitraan erat antara pemerintah dan pelaku industri untuk menjawab tantangan kompetisi global serta memanfaatkan peluang dari berbagai perjanjian dagang internasional. 

Baca Juga: Peluang Merajut Kembali Industri Tekstil, Sejumlah Asosiasi Menyoroti Hal Berikut Ini

“Kita harus memperkuat ekosistem industri tekstil dan produk tekstil agar lebih efisien dan kompetitif, apalagi menjelang implementasi perjanjian dagang seperti EU–Indonesia CEPA dan Indonesia–Canada FTA,” ujarnya dalam keterngannya seperti dikutip Kamis (6/11/2025).

Salah satu agenda utama AGTI menurutnya adalahpenyederhanaan dan pemangkasan biaya perizinan lintas kementerian, termasuk Kemenaker, Kemenperin, Kemendag, dan KLHK. Langkah ini dinilai krusial untuk memangkas biaya produksi dan mempercepat proses investasi baru di sektor tekstil dan garmen.

Selain itu, AGTI juga fokus pada penguatan kompetensi tenaga kerja sebagai fondasi daya saing industri. Anne menyoroti program magang dari Kementerian Ketenagakerjaan yang memberikan kuota hingga 15% dari total karyawan di setiap perusahaan. 

“Ini peluang besar untuk mencetak tenaga kerja siap pakai sesuai kebutuhan industri,” katanya.

Baca Juga: Strategi Pengusaha Tekstil dan Garmen untuk Tingkatkan Daya Saing

AGTI turut mendorong kolaborasi lintas sektor dalam penyusunan kurikulum berbasis kompetensi nasional, yang melibatkan industri, akademisi, dan pemerintah. 

Kurikulum ini diharapkan mampu menghasilkan tenaga kerja yang adaptif terhadap teknologi baru dan dinamika pasar global.

Sebagai bagian dari upaya peningkatan produktivitas, AGTI berencana mengembangkan Productivity Center di sejumlah Balai Latihan Kerja (BLK) seperti di Serang, Bekasi, Solo, Bandung, dan Semarang. 

Fasilitas ini akan menjadi pusat pelatihan dan efisiensi kerja bagi tenaga kerja sektor TPT.

Baca Juga: PPMI Manufaktur Juli 2025 Naik, Tapi Industri Tekstil Masih Tertekan Impor Murah

Anne optimistis, prospek industri tekstil Indonesia masih cerah. Ia menegaskan tidak ada gelombang pemutusan hubungan kerja di sektor ini. 

“Sebaliknya, banyak perusahaan yang justru menambah kapasitas produksi, membuka pabrik baru, dan merekrut tenaga kerja baru. Ini menandakan industri kita terus tumbuh dan bergerak maju,” pungkasnya.

Selanjutnya: Poco C85 Resmi Meluncur, Usung RAM 16GB untuk Performa Gaming Maksimal

Menarik Dibaca: 5 Fase Kehidupan Ini Sebaiknya Sudah Terlindungi Asuransi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×