kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri tekstil ingin tingkatkan ekspor, pemerintah minta tekan impor


Minggu, 16 September 2018 / 16:10 WIB
Industri tekstil ingin tingkatkan ekspor, pemerintah minta tekan impor
ILUSTRASI. Pekerja pabrik garmen


Reporter: Patricius Dewo | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Ekspor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) ditargetkan mampu mencapai US$ 30 miliar atau setara Rp 444 triliun pada 2025. Industri tekstil yakin tumbuh dua kali lipat nanti, sementara saat ini masih mencatat pertumbuhan 8% menjadi US$ 13 miliar.

Target tersebut optimis tercapai karena melihat peningkatan pertumbuhan dua kali lipat dari realisasi nilai ekspor tekstil saat ini yang meningkat sebesar 8% atau US$ 13 miliar.

" Indonesia baru menguasai pangsa pasar 2% .Kalau kita bisa naikkan 5% saja sudah lebih dari US$ 30 miliar," ujar Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) , Ade Sudrajat dalam sebuah diskusi di Hotel Four Point Seraton, Bandung, Jumat, (14/9).

Menurutnya, saat ini pihak API sedang membangun peta jalan atau roadmap yang nantinya mampu meningkatkan iklim usaha dalam negeri sekaligus membuka akses pasar global. Selain itu sumber daya manusia yang terampil pun perlu ditingkatkan dengan pendidikan yang memadai.

Selanjutnya itu ia juga bilang bahwa mempermudah akses ekspor juga perlu dilakukan tak hanya di kawasan Amerika Serikat dan Uni Eropa. Karena perundingan antar pemerintah yang kini sedang dilakukan dalam kerja sama Eropa Union Comprehensive Economic Partnership (EU-CEPA) yang rencananya akan selesai pada 2019 dan akan direalisasikan pada 2020 diyakini mampu mendorong ekspor.

Tidak hanya itu,Ade juga bilan bahwa saat ini industri tekstil Indonesia masih impor bahan baku kurang lebih hampir US$ 10 miliar per tahun.

" Yang terisi dari dalam negeri nilainya US$ 3 miliar. Brarti 70% masih impor. Inilah yang harus kita substitusi," kata Ade.

Sementara itu, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita juga meminta para pengusaha industri Tekstil dan Produktekstil (TPT) turut menahan laju produk impor dengan cara memenuhi kebutuhan pasar domestik dan memperkuat ekspansi ekspor.

"Dengan begitu ada peluang investasi. Peluang usahanya mengisi domestik dulu. Kebutuhan domestiknya begitu besar yang belum semua diisi industri dalam negeri, jadi seharusnya kita penuhi itu dulu," ungkap Enggar. Jumat (14/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×