Reporter: David Oliver Purba | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mulai mensosialisasikan desk khusus investasi bagi pengusaha di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta.
Dari sosialisasi yang dihadiri lebih dari 100 pengusaha industri tekstil di tiga provinsi ini, BKPM mendapatkan banyak keluhan dari para pengusaha tersebut.
Semisal pengusaha yang berasal dari Klaten mengeluhkan masalah pembebasan lahan, serta tingginya kenaikan upah rata rata pekerja pertahun sebesar 20% yang dinilai memberatkan para pengusaha.
Tak hanya itu, keluhan juga datang dari pengusaha asal Jawa Tengah yang mengeluhkan tidak tersedianya kantor tenaga kerja di daerah tersebut, serta batasan usia tenaga kerja yakni umur 18 tahun yang dikategorikan masih tergolong anak-anak sehingga tidak dapat diperkerjakan.
Menanggapi keluhan tersebut, Deputi Bidang Pengendalian Iklim dan Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis menjelaskan, pihaknya akan mencarikan solusi dari permasalahan yang telah disampaikan.
“Tentunya seluruh masalah yang disampaikan ini akan dicarikan solusinya secara bersama baik dari Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Perindustrian, BKPM, dan Kementerian Keuangan,” ungkap Azhar dalam siaran resmi, Kamis (15/10).
Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Benny Sutrisno menjelaskan, sebenarnya kondisi nyata yang terjadi di industri tekstil tanah air memiliki prospek yang cukup cerah.
"Kalau dilihat secara lebih cermat, lebih banyak industri yang baru ketimbang yang tutup. Ini berarti industri tektil adalah sunrise industry bukan sunset industry,” ujar Franky.
Benny menambahkan, tutupnya pabrik pabrik tekstil di Jawa Barat lebih banyak disebabkan karena harga tanah yang meningkat secara komersial, sehingga para pengusaha memilih memindahkan produksinya ke daerah-daerah yang lebih ekonomis.
“Sebagian besar pindah ke Jawa Tengah, kalau masih tetap di Jawa Barat biasanya mereka di Majalengka,” ujar Benny.
Dari catatan BKPM, pada semester I 2015, tercatat investasi industri tekstil di Jawa Tengah sebesar Rp 2,4 triliun, di mana investasi yang terealisasi sebanyak 72 proyek dan menyerap 25.800 tenaga kerja. Begitu juga dalam lima tahun terakhir tercatat nilai total investasi di sektor ini mencapai Rp 12,3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News