kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.933.000   16.000   0,83%
  • USD/IDR 16.139   -85,00   -0,52%
  • IDX 7.931   38,34   0,49%
  • KOMPAS100 1.118   1,09   0,10%
  • LQ45 827   -2,94   -0,35%
  • ISSI 267   3,46   1,32%
  • IDX30 427   -1,81   -0,42%
  • IDXHIDIV20 491   -1,62   -0,33%
  • IDX80 124   -0,22   -0,18%
  • IDXV30 128   0,08   0,06%
  • IDXQ30 138   -0,34   -0,25%

Ritel Hadapi ‘Rojali’ dan ‘Rohana’, APPBI Punya Strategi Dongkrak Transaksi


Kamis, 14 Agustus 2025 / 19:20 WIB
Ritel Hadapi ‘Rojali’ dan ‘Rohana’, APPBI Punya Strategi Dongkrak Transaksi
ILUSTRASI. Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) optimistis dengan prospek kinerja industri ritel di sisa tahun ini.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) optimistis dengan prospek kinerja industri ritel di sisa tahun ini. Lewat sejumlah program promosi yang disiapkan, APPBI meyakini tahun 2025 akan ditutup dengan pertumbuhan positif dibandingkan 2024. 

Ketua Umum APPBI Alphonzus Wijaja menyatakan, saat ini industri ritel sedang dalam periode low season setelah musim liburan sekolah usai pada bulan Juli lalu. Biasanya, permintaan barang dan jasa akan mengalami perlambatan di periode ini. 

Sebagai upaya untuk mendorong transaksi di periode low season, APPBI menyiapkan berbagai program menarik, salah satunya melalui Indonesia Shopping Festival (ISF) 2025 yang digelar pada 14 Agustus-24 Agustus 2025 di 400 mal yang di Indonesia.

Baca Juga: APPBI Targetkan Transaksi Rp 23,3 Triliun lewat Indonesia Shopping Festival 2025

“Selain untuk memeriahkan hari kemerdekaan RI, Indonesia Shopping Festival ini diharapkan bisa menopang penjualan di  low season periode kedua ini,” ungkap Alphonzus, di Jakarta pada Kamis (14/8). 

Selain itu, APPBI juga akan terus menggaungkan berbagai program belanja menarik untuk menopang transaksi hingga peak season kedua atau pada periode menjelang Natal & Tahun Baru. 

Alphonzus juga menyinggung soal fenomena rombongan jarang beli (rojali) dan rombongan hanya nanya (rohana). Fenomena ini dinilai bukan sesuatu yang baru di industri ritel seiring dengan perubahan perilaku konsumen. 

Baca Juga: APPBI: Kami Konsisten Bayar Royalti Musik, Tapi Sistem LMKN Perlu Disempurnakan

Menurutnya, fungsi mal saat ini sudah lebih dari sekedar tempat belanja. Ada fungsi-fungsi lainnya, seperti tempat untuk berkumpul, bersosialisasi, dan tempat mencari hiburan. 

“Hanya saja memang intensitasnya kadang naik turun, tapi ya itu sesuatu yang wajar. Nanti menejalng peak season akan berkurang dengan sendirinya. Yang penting buat kami mereka (konsumen) datang,” tambahnya. 

Selanjutnya: Aprisindo Sebut Peru Bisa Jadi Alternatif Pasar Ekspor Alas Kaki Indonesia

Menarik Dibaca: 4 Cara Memilih Face Oil Sesuai Jenis Kulit, Jangan Asal Pilih!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×