Reporter: Merlinda Riska | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Operator seluler berbasis teknologi Code Division Multiple Access (CDMA), PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) berkomitmen terus menekan angka kerugiannya. Perusahaan ini memproyeksikan berhasil menekan rugi di tahun 2013 sampai 82% dari rugi tahun 2012.
Direktur Smartfren Anthony Susilo menyatakan, pada 2011 perusahaan mengalami rugi operasional sekitar Rp 1,17 triliun rupiah dan turun menjadi Rp 548 miliar pada 2012.
Saat ini, laporan keuangan seluruh tahun 2013 Smartfren masih diaudit. Namun, manajemen memproyeksikan, rugi operasional perusahaan di kisaran Rp 100 miliar - Rp 150 miliar di tahun 2013. "Artinya, dua tahun belakangan kami berhasil menekan rugi secara signifikan," kata Antony saat Konferensi Pers di Hotel Pullman, Rabu (5/3).
Menurutnya, keberhasilan menekan kerugian karena didongkrak pertumbuhan pendapatan. Dia bilang, pendapatan pada 2013 mencapai Rp 2,4 triliun
"Pendapatan sebesar Rp 2,4 triliun ini naik sekitar 40% dibandingkan pendapatan 2012 yang mencapai Rp 1,64 triliun. Pertumbuhan pendapatan ini lebih tinggi ketimbang pertumbuhan beban operasional yang berada di kisaran 10%-15%," ujarnya.
Antony berujar, dengan terus menekan angka kerugian, manajemen yakin kinerja pada tahun ini bisa membiru. Dia mengaku, manajemen ingin melihat laba sebelum bunga, pajak, dan amortisasi (EBITDA) seluruh tahun positif.
"Sebetulnya, EBITDA bulanan kami sudah positif, hanya saja yang full year belum," kata dia. Menurut dia, EBITDA merupakan pos yang paling memperlihatkan hasil kinerja suatu perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News