kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ingin rasakan sensasi jadi pilot, ini paket simulator yang disewakan Garuda Indonesia


Kamis, 15 April 2021 / 19:37 WIB
Ingin rasakan sensasi jadi pilot, ini paket simulator yang disewakan Garuda Indonesia
ILUSTRASI. Pesawat Garuda Indonesia.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Potensi rebound industri penerbangan diprediksi baru akan terjadi di 2026, dimana maskapai penerbangan yang mengutamakan protokol kesehatan dan mendapat kepercayaan lebih dari masyarakat mampu menuai permintaan lebih tinggi.

Tim Riset INACA White Paper Universitas Padjadjaran (Unpad) Yayat Satyakti memprediksi potensi rebound industri penerbangan pasca Covid-19 baru akan terjadi di 2025 untuk penerbangan internasional dan 2026 sebagai skenario optimistis dan moderat. Meskipun begitu, selama maskapai mampu menerapkan protokol kesehatan lebih baik, mampu menyumbang pendapatan lebih tinggi dibanding mengandalkan mobilitas. 

"Artinya, selama maskapai mendapat kepercayaan dari masyarakat maka akan membangkitkan permintaan dari penumpang domestik. Ini jadi peluang besar selama protokol dijaga," jelas Yayat dalam webinar Kamis (15/4).

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra pada webinar yang digelar INACA Kamis (15/4) mengungkapkan mengingatkan pentingnya untuk terus mencari cara agar tetap kreatif. Dengan begitu, perusahaan bisa turut melibatkan diri dalam proses recovery ekonomi dari dampak Covid-19.

Teranyar, Garuda Indonesia saat ini juga tengah menawarkan pengalaman menjadi pilot kepada masyarakat lewat penyewaan simulator mulai dari Rp 1,6 juta. Penyewaan simulator penerbangan pesawat tersebut murni untuk mengajak masyarakat lebih mengenal industri aviliasi. Lewat penyewaan simulator experience tersebut, masyarakat diajak berlatih menerbangkan pesawat layaknya pilot Garuda Indonesia.

Adapun simulator yang digunakan merupakan Flight Simulator CRJ1000 yang dilengkapi dengan simulasi kondisi cuaca dan efek gerak yang mendekati kondisi sesungguhnya. Saat ini Garuda Indonesia baru menyediakan satu simulator saja untuk digunakan masyarakat, sehingga bagi yang berminat perlu melakukan reservasi maksimal 48 jam sebelum jadwal yang diinginkan.

"Ada satu simulator yang bisa digunakan masyarakat. Kami mau mendorong keingintahuan masyarakat soal menerbangkan pesawat," ungkap Irfan saat dikonfirmasi Kontan, Kamis (15/4).

Dia juga menekankan kalau pihaknya ingin mengajak masyarakat sebanyak mungkin untuk mencintai dunia aviasi dan juga Garuda Indonesia umumnya. Apalagi, Irfan mengungkapkan minat masyarakat terhadap dunia penerbangan cukup banyak, tinggal bagaimana meningkatkan sosialisasinya. 

Bagi masyarakat yang berminat bisa memilih paket penyewaan simulator yang terbagi dalam empat paket. Pertama, paket 30 menit seharga Rp 1,6 juta, kedua paket 60 menit sebesar Rp 2 juta, ada juga paket 90 menit yang dibandrol Rp 3 juta dan terakhir paket 120 menit seharga Rp 3,7 juta. 

Tak sampai di sana, Garuda Indonesia juga memberikan potongan harga bagi mereka yang mengajak dua orang teman untuk melakukan simulator experience, dengan hanya menambahkan mulai dari Rp 1 juta. Selain itu, penyewa juga bisa mendapatkan potongan tambahan Rp 200.000 dengan menukarkan poin Garuda Miles. 

Dengan membayar paket simulator experience, masyarakat akan mendapatkan Digital Competion Award, Digital Photo Souvenirs, Snack Box, Virtual Briefing, serta didampingi Senior & Certified Garuda Indonesia Pilot saat melakukan Garuda Simulator Experience. Adapun periode program berlangsung hingga 31 Desember 2021. 

Sementara itu, Irfan menilai bisnis sewa simulator tersebut belum akan menjadi fokus lini bisnis perusahaan. Dimana, untuk tahun ini GIAA cenderung memfokuskan pendapatan perusahaan lewat bisnis cargo di tengah pandemi Covid-19.

"Implikasi (program simulator experience) ke pendapatan(GIAA) mungkin enggak seberapa, kecil kok pendapatannya. Kami juga akan melihat perkembangannya (untuk tambah simulator)," ungkap Irfan. 

Di sisi lain, Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja mengungkapkan, sejak Maret 2020 jumlah penumpang industri penerbangan domestik dan internasional merosot hingga 70%. Selain itu, traffic movement turun 43% dari 2,1 juta menjadi 1,2 juta.

Dari sektor pariwisata, Wisman turun 71% dari 16 juta menjadi 4,6 juta wisman. Begitu juga dengan aktivitas kargo yang mengalami penurunan 65% dari 1,1 juta ton menjadi 429.000 ton. 

"Itu tantangan luar biasa, turunnya penumpang penerbangan jadi dampak signifikan ke pertumbuhan ekonomi. Harapannya di kuartal II-2021 ekonomi bisa tumbuh lewat stimulus ekonomi," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×