kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini 12 smelter yang siap serap 6 juta ton nikel


Minggu, 03 Mei 2015 / 17:30 WIB
Ini 12 smelter yang siap serap 6 juta ton nikel
ILUSTRASI. Twibbon HUT PGRI 2023.


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan terdapat 12 pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) baik yang telah beroperasi maupun akan mulai berproduksi mulai tahun 2015.

R Sukhyar, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM mengatakan, total kebutuhan bijih nikel untuk para smelter tersebut akan mencapai 6,47 juta ton. Adapun perincian smelter tersebut yaitu,

1. PT Indoferro di Cilegon, Banten yang sudah berprosuksi sejak pertengahan 2012. Dengan kapasitas bahan baku 1,5 juta ton bijih nikel per tahun dan kapasitas produksi 250.000 ton NPI per tahun.

2. PT Cahaya Metal Modern Industri di Konawe Utara, Sulawesa Tenggara. Dengan kapasitas bahan baku 48.000 ton bijih nikel dan kapasitas produksi sebesar 8.640 ton NPI per tahun. Perusahaan ini sudah beroperasi sejak pertengahan 2014 lalu.

3. PT Sambas Mineral Mining di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Dengan kapasitas bahan baku 180.000 ton bijih nikel per tahun dan kapasitas produksi 12.000 ton ferronickel (kadar Ni 25%) per tahun.

4. PT Macika Mineral Industri di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Dengan kapasitas bahan baku 290.000 ton bijih nikel per tahun dan kapasitas produksi 53.000 ton ferronickel (kadar Ni 10%) per tahun.

5. PT Karyatama Konawe Utara di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Dengan kapasitas bahan baku 250.000 ton bijih nikel per tahun dan kapasitas produksi 50.000 ton NPI per tahun.

6. PT Bintang Delapan Mineral di Morowali, Sulawesi Tengah. Dengan kapasitas bahan baku 1,6 juta ton bijih nikel per tahun dan kapasitas produksi 300.000 ton NPI per tahun.

7. PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara di Gebe, Maluku Utara. Dengan kapasitas bahan baku 500.000 ton bijih nikel per tahun dan kapasitas produksi 100.000 ton ferronickel (kadar Ni 10%-16%) per tahun.

8. PT Gebe Industri Nikel di Gresik, Jawa Timur. Dengan kapasitas bahan baku 300.000 ton bijih nikel per tahun dan kapasitas produksi 6.000 ton logam nikel (kadar Ni 99%) per tahun.

9. PT Aneka Tambang Tbk di Halmahera Timur, Maluku Utara. Dengan kapasitas bahan baku 800.000 ton bijih nikel per tahun dan kapasitas produksi 10.000 ton ferronickel (kadar Ni 30%) per tahun.

10. PT Asia Mineral Mining, di Kolaka, Sulawesi Tenggara. Dengan kapasitas bahan baku 600.000 ton bijih nikel per tahun dan kapasitas produksi 60.000 ton NPI per tahun.

11. PT Pernick di Kolaka, Sulawesi Tenggara. Dengan kapasitas bahan baku 100.000 ton bijih nikel per tahun dan kapasitas produksi 10.000 ton NPI per tahun.

12. PT Mapan Asri Sejahtera di Kolaka, Sulawesi Tenggara. Dengan kapasitas bahan baku 300.000 ton bijih nikel per tahun dan kapasitas produksi 30.000 ton NPI per tahun.

Total kebutuhan seluruh smelter akan mencapai 6,47 juta ton bijih nikel per tahun. Adapun total produksi nikel paduan yaitu berupa NPI dengan total kapasitas produksi mencapai 708.640 ton per tahun, ferronickel sebanyak 175.000 ton per tahun, serta 6.000 ton logam nikel murni per tahun.

Pada tahun-tahun sebelumnya, smelter yang beroperasi di Indonesia cuma PT Vale Indonesia Tbk dengan pabrik nickelmatte berkapasitas 80.000 ton per tahun dan PT Aneka Tambang Tbk dengan kapasitas 20.000 ton ferronickel per tahun. Kedua perusahaan membutuhkan total pasokan sekitar 5,3 juta ton bijih nikel untuk pengoperasian smelter.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×