kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini alasan Bulog rugi Rp 903 M TW 1 2017


Selasa, 02 Mei 2017 / 22:07 WIB
Ini alasan Bulog rugi Rp 903 M TW 1 2017


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Pada kuartal pertama tahun 2017, Kementerian Badan Usaha Milik Negera (BUMN) merilis ada 25 BUMN yang mencatat kerugian. Salah satunya ada Perum Bulog yang rugi Rp 903 miliar. Kerugian tersebut terjadi karena selama tiga bulan pertama 2017, BUMN pangan ini belum mendistribusikan beras untuk rumah tangga miskin (raskin).

Direktur Keuangan Perum Bulog Iryanto Hutagaol mengakui kalau kondisi pendapatan Bulog pada kuartal pertama tahun ini anjlok. Hal itu disebabkan bisnis Bulog sangat tergantung dari kebijakan pemerintah. Dimana sekitar 70% pendapatan Bulog itu berasal dari penjualan raskin. Nah karena selama bulan Januari, Februari, dan Maret Bulog tidak membagikan raskin, maka otomatis pendapatan Bulog anjlok.

"Jadi pada kuartal kedua tahun ini nanti, baru pendapatan Bulog bisa sangat besar, karena berasal dari penjualan raskin untuk kuartal pertama," ujar Iryanto, Selasa (2/5).

Iryanto menjelaskan, selama tiga bulan pertama, pemerintah belum menugaskan Bulog untuk membagikan raskin karena masih sibuk melakukan pendataan. Rata-rata kebutuhan raskin tiap bulannya mencapai 235.000 ton. Bulog akan menyalurkan raskin itu untuk kebutuhan selama tiga bulan pertama yang tertunda ke daerah.

Sementara itu, hingga April 2017, Bulog baru menyerap gabah setara beras sebanyak 900.000 ton. Padhal pada semester pertama tahun ini Bulog menargetkan bisa menyerap 2,5 juta ton hingga 3 juta ton. Sebab panen raya akan berlangsung sampai bulan Mei di Pulau Jawa dan bisa sampai bulan Juni di luar Jawa. "Karena penyerapan kita paling besar itu pada saat panen raya, kalau sesudah itu penyerapannya tidak banyak," imbuhnya.

Iryanto menambahkan, pihaknya optimis dapat mengejar ketertinggalan penyerapan beras selama dua bulan ke depan. Pasalnya, selai di Jawa, panen raya di Sulawesi juga berlangsugn sampai bulan Juni.Hingga saat ini, Bulog baru menggelontorkan sekitar Rp 8 triliun untuk menyerap 900.000 ton gabah setara beras. Padahal anggaran yang disiapkan untuk penyerapan 3,7 juta ton gabah setara beras untuk tahun ini sebesar Rp 24 triliun hingga Rp 25 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×