kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penjelasan Garuda Metalindo (BOLT) soal kinerja yang tertekan di kuartal I-2020


Kamis, 25 Juni 2020 / 18:13 WIB
Ini penjelasan Garuda Metalindo (BOLT) soal kinerja yang tertekan di kuartal I-2020
ILUSTRASI. PT Garuda Metalindo Tbk./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/14/11/2019.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

“Kalau misalnya produsen mobil dan motor berhenti produksi otomatis kegiatan penjualan kami ikut terhenti,” kata Anthony ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (25/6).

Selain dihadapkan pada permintaan yang lesu, BOLT juga harus menanggung kerugian selisih kurs - neto sebesar Rp 9,66 miliar di kuartal I 2020. Padahal, sebelumnya BOLT membukukan laba selisih kurs-neto sebesar Rp 2,78 miliar di kuartal I 2019. 

Akibatnya, total beban lain-lain neto meroket 217,99% yoy dari Rp 4,05 miliar di kuartal I 2019 menjadi Rp 12,88 miliar di kuartal I 2020. Tak pelak, penurunan  laba neto yang dapat diatribusikan kepada entitas induk juga menjadi tidak terhindarkan.

Baca Juga: Kena Imbas Corona, Garuda Metalindo (BOLT) Memangkas Proyeksi Bisnis Tahun Ini

Anthony bilang, kerugian selisih kurs - neto disebabkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada Maret 2020 lalu. Pasalnya, seluruh kebutuhan bahan baku BOLT memang diperoleh secara impor dari Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan dengan menggunakan mata uang dolar AS sebagai alat pembayaran.

Adapun bahan baku yang diimpor berupa besi gulungan atawa wire rode yang digunakan dalam pembuatan baut dan komponen otomotif sejenis. “Untuk produksi baut dan sejenisnya itu materialnya cukup khusus dan di Indonesia belum ada, semua pemain baut bahan bakunya masih impor semua,” terang Anthony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×