kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penjelasan Garuda Metalindo (BOLT) soal kinerja yang tertekan di kuartal I-2020


Kamis, 25 Juni 2020 / 18:13 WIB
Ini penjelasan Garuda Metalindo (BOLT) soal kinerja yang tertekan di kuartal I-2020
ILUSTRASI. PT Garuda Metalindo Tbk./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/14/11/2019.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten komponen otomotif, PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) tertekan di tiga bulan pertama. Buktinya, penjualan neto BOLT tercatat mengalami penurunan sebesar 7,50% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 316,05 miliar di kuartal I 2020. 

Seturut penurunan pada penjualan neto, laba neto yang dapat diatribusikan kepada entitas induk ikut merosot 56,36% yoy  menjadi Rp 11,90 miliar di periode yang sama.

Baca Juga: Penjualan lesu di kuartal II 2020, Garuda Metalindo lakukan penghematan besar-besaran

Direktur  PT Garuda Metalindo Tbk Anthony Wijaya mengatakan, penurunan pada sisi penjualan dipicu oleh turunnya produksi mobil dan motor di kuartal I 2020. Ia bilang,  mayoritas penjualan produk-produk baut serta komponen-komponen otomotif sejenis milik perusahaan didominasi oleh penjualan ke pabrikan mobil dan motor.

Sementara, produk-produk yang menyasar segmen pasar aftermarket hanya memiliki porsi sekitar 3%-4% saja dari total penjualan secara keseluruhan. Akibatnya, kinerja penjualan BOLT turut terpukul ketika kegiatan produksi pabrikan mobil dan motor melesu. Hal ini sudah mulai dirasakan pada bulan Maret 2020 lalu ketika sektor otomotif mulai terimbas oleh efek gulir pandemi corona. 

Mengintip laporan keuangan interim perusahaan, penjualan suku cadang motor menyusut  7,50% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 292,34 miliar di kuartal I 2020. Padahal, sebelumnya penjualan suku cadang BOLT mampu mencapai  Rp 316,05 miliar di kuartal I 2019.

Sementara itu, penjualan suku cadang mobil turun tipis 0,53% yoy dari Rp 25,44 miliar di kuartal I 2019 menjadi Rp 25,30 miliar di kuartal I 2020. Di sisi lain, penjualan segmen industri lainnya juga turun 9,44% yoy dari Rp 148,21 miliar di kuartal I 2019 menjadi Rp 134,21 miliar di kuartal I 2020, sehingga penurunan total penjualan bersih menjadi tidak terhindarkan.

Baca Juga: Kinerja tertekan, pendapatan dan laba bersih Garuda Metalindo (BOLT) kompak turun

“Kalau misalnya produsen mobil dan motor berhenti produksi otomatis kegiatan penjualan kami ikut terhenti,” kata Anthony ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (25/6).

Selain dihadapkan pada permintaan yang lesu, BOLT juga harus menanggung kerugian selisih kurs - neto sebesar Rp 9,66 miliar di kuartal I 2020. Padahal, sebelumnya BOLT membukukan laba selisih kurs-neto sebesar Rp 2,78 miliar di kuartal I 2019. 

Akibatnya, total beban lain-lain neto meroket 217,99% yoy dari Rp 4,05 miliar di kuartal I 2019 menjadi Rp 12,88 miliar di kuartal I 2020. Tak pelak, penurunan  laba neto yang dapat diatribusikan kepada entitas induk juga menjadi tidak terhindarkan.

Baca Juga: Kena Imbas Corona, Garuda Metalindo (BOLT) Memangkas Proyeksi Bisnis Tahun Ini

Anthony bilang, kerugian selisih kurs - neto disebabkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada Maret 2020 lalu. Pasalnya, seluruh kebutuhan bahan baku BOLT memang diperoleh secara impor dari Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan dengan menggunakan mata uang dolar AS sebagai alat pembayaran.

Adapun bahan baku yang diimpor berupa besi gulungan atawa wire rode yang digunakan dalam pembuatan baut dan komponen otomotif sejenis. “Untuk produksi baut dan sejenisnya itu materialnya cukup khusus dan di Indonesia belum ada, semua pemain baut bahan bakunya masih impor semua,” terang Anthony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×