Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Geni seorang profesional yang bekerja di sebuah perusahaan konsultan media yang sempat diwawancarai mengaku sudah sangat terbiasa menggunakan layanan transportasi dan pengantaran makanan online seperti GrabFood. Namun, sejak pandemi ia juga mulai menggunakan layanan belanja harian (grocery) dan e-commerce untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena alasan praktis.
Survei ini dilakukan secara online terhadap 1.146 responden antara 13-18 April 2021 dan melibatkan responden berusia 18-29 tahun dari Jabodetabek, Surabaya, Medan, Bandung, Makassar, Semarang, Denpasar, dan Yogyakarta. Sebanyak 82% responden berusia 18-26 tahun.
Nilai pasar atau Gross Merchandise Value (GMV) layanan pesan-antar makanan di Indonesia diprediksi mencapai US$ 3,7 miliar pada 2020 dan tertinggi dibanding tetangganya, yakni Thailand (US$ 2,8 miliar), Singapura (US$ 2,4 miliar), Filipina (US$ 1,2 miliar), dan Malaysia US$ 1,1 miliar).
Baca Juga: GrabFood tawarkan skema komisi sesuai kebutuhan mitra merchant
Angka-angka ini didapat dari penelitian ventura asal Singapura, Momentum Works, yang meluncurkan hasil riset pada awal tahun ini. Dari riset ini, Grab menjadi pemimpin pangsa pasar dengan 53% di Indonesia.
“Selain kenaikan pengguna baru online shopping, food delivery, dan online grocery, survei ini menangkap keinginan para pengguna baru layanan digital untuk melanjutkannya setelah pandemi berlalu,” tutur Stevanny.
Selanjutnya: Permintaan kemasan melonjak, kinerja Alkindo Naratama di kuartal I 2021 terdongkrak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News