kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini profil Irfan Setiaputra, Dirut anyar Garuda Indonesia (GIAA)


Rabu, 22 Januari 2020 / 15:21 WIB
Ini profil Irfan Setiaputra, Dirut anyar Garuda Indonesia (GIAA)
ILUSTRASI. RUPSLB Garuda Indonesia 22 Januari 2019.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) resmi menunjuk Irfan Setiaputra sebagai Direktur Utama dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Rabu (22/1). Irfan bakal mengisi posisi yang sebelumnya ditinggalkan I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra sejak September 2018 silam.

“Kami di Kementerian BUMN berupaya mencari figur terbaik yang akan duduk mengelola flight carrier, Garuda Indonesia. Saya harap Pak Irfan Setiaputra bisa menjalankan amanah dengan baik, mengikuti prinsip Good Corporate Governance dan bisa membawa Garuda lebih baik lagi," kata Menteri BUMN Erick Thohir, Rabu (22/1).

Sebelum sah menjadi Dirut GIAA, nama Irfan memang sudah di gadang-gadang sebagai calon kuat posisi puncuk pimpinan di GIAA.

Baca Juga: Sah, Irfan Setiaputra resmi jadi Dirut Garuda Indonesia (GIAA)

Pria kelahiran 24 Oktober 1964 ini memiliki rekam jejak di sejumlah sektor bisnis, mulai dari dunia telekomunikasi hingga pertambangan. Irfan merupakan lulusan Sarjana Informatika dari Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1989 untuk strata satu.

Sejak lulus dari ITB, Irfan juga telah berkarir di sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informatika. Ia pernah berkarir di IBM, LinkNet, hingga Cisco.

Pada tahun 2000, ia pernah meraih penghargaan IBM STAR of the STARS Award, IBM Professional Achievement Award, dan Best CEO versi majalah SWA. Di Cisco, Irfan pernah menjabat sebagai managing director. Saat itu, ia berhasil meningkatkan bisnis Cisco Indonesia dari US$ 25 juta menjadi US$ 125 juta.

Karier Irfan memang bisa dikatakan matang dan banyak dilakukan di luar lingkungan BUMN. Pekerjaan di perusahaan pelat merah yang pernah dicicipinya adalah saat bergabung dengan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI). 

Dia menjabat di INTI hanya selama 3 tahun 5 bulan sejak Maret 2009 hingga Juli 2012, diangkat oleh Sofyan Djalil dan berhenti saat Menteri BUMN Dahlan Iskan. Alasannya mengundurkan diri dari jabatan tersebut lantaran gaji yang kecil.

Selanjutnya, Irfan menjadi CEO di PT Titan Mining Indonesia dari tahun 2012 hingga 2014. Kemudian, pada Juli 2014 hingga Mei 2017, ia menjadi CEO di PT Cipta Kridatama, sebuah perusahaan yang bergerak di sektor batubara.

Baca Juga: Ini lima prioritas Erick Thohir dalam membenahi BUMN

Tak hanya itu, Irfan juga tercatat menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) ABM Investama Tbk PT (ABMM), selama satu tahun. Selanjutnya, dia pindah ke PT Cipta Kridatama sebagai Presiden Direktur dan CEO selama 2 tahun dan 11 bulan. 

Ia pun pernah mencicipi karir sebagai President Director dan CEO PT Reswara Minergi Hartama selama 8 bulan. Baik Cipta Kridatama maupun Reswara adalah anak usaha dari ABM Investama. Adapun ABM adalah anak usaha dari grup Tiara Marga.

Sementara, kariernya dalam satu tahun terakhir adalah sebagai CEO Sigfox Indonesia, yaitu sebuah perusahaan Internet of Things (IoT). Nah, kini sebagai Dirut GIAA, Irfan diberi sejumlah pekerjaan rumah guna memperbaiki kinerja dan citra Garuda Indonesia yang tercoreng akibat kasus sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×