Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
Karier Irfan memang bisa dikatakan matang dan banyak dilakukan di luar lingkungan BUMN. Pekerjaan di perusahaan pelat merah yang pernah dicicipinya adalah saat bergabung dengan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI).
Dia menjabat di INTI hanya selama 3 tahun 5 bulan sejak Maret 2009 hingga Juli 2012, diangkat oleh Sofyan Djalil dan berhenti saat Menteri BUMN Dahlan Iskan. Alasannya mengundurkan diri dari jabatan tersebut lantaran gaji yang kecil.
Selanjutnya, Irfan menjadi CEO di PT Titan Mining Indonesia dari tahun 2012 hingga 2014. Kemudian, pada Juli 2014 hingga Mei 2017, ia menjadi CEO di PT Cipta Kridatama, sebuah perusahaan yang bergerak di sektor batubara.
Baca Juga: Ini lima prioritas Erick Thohir dalam membenahi BUMN
Tak hanya itu, Irfan juga tercatat menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) ABM Investama Tbk PT (ABMM), selama satu tahun. Selanjutnya, dia pindah ke PT Cipta Kridatama sebagai Presiden Direktur dan CEO selama 2 tahun dan 11 bulan.
Ia pun pernah mencicipi karir sebagai President Director dan CEO PT Reswara Minergi Hartama selama 8 bulan. Baik Cipta Kridatama maupun Reswara adalah anak usaha dari ABM Investama. Adapun ABM adalah anak usaha dari grup Tiara Marga.
Sementara, kariernya dalam satu tahun terakhir adalah sebagai CEO Sigfox Indonesia, yaitu sebuah perusahaan Internet of Things (IoT). Nah, kini sebagai Dirut GIAA, Irfan diberi sejumlah pekerjaan rumah guna memperbaiki kinerja dan citra Garuda Indonesia yang tercoreng akibat kasus sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News