kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini sejumlah tantangan PT Oneject untuk kembangkan jarum suntik


Senin, 07 Oktober 2019 / 16:57 WIB
Ini sejumlah tantangan PT Oneject untuk kembangkan jarum suntik
ILUSTRASI. PT Oneject Indonesia mulai pembangunan pabrik jarum suntik


Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Oneject terus melakukan inovasi pada produk jarum suntik di dalam negeri demi menyediakan alat medis yang ramah bagi pasien dan petugas medis. Kendati demikian, ada sejumlah tantangan yang kerap dihadapi oleh perusahaan. 

Direktur Oneject Jahja Tear Tjahjana menyampaikan, upaya peningkatan komponen dalam negeri merupakan salah satu tantangan yang dihadapi. 
"Tingkat komponen dalam negeri kami mencapai 60% namun kami harapkan dukungan suplai bijih plastik dari dalam negeri," jelas Jahja.

Ia menjelaskan, selama ini sejatinya kebutuhan bijih plastik telah terpenuhi dari dalam negeri. Sayangnya terkadang jumlah yang dibutuhkan dan pasokan yang datang tidak berimbang. 

Hal ini mau tak mau membuat Oneject melakukan impor bijih plastik. Kendala utama, menurut Jahja lantaran ada spesifikasi khusus yang dibutuhkan oleh PT Oneject.

Baca Juga: Oneject Indonesia mulai pembangunan pabrik jarum suntik senilai Rp 350 miliar

Kendala lain yang menghampiri PT Oneject yakni menyangkut perizinan lahan. Jahja mengeluhkan sulitnya memperoleh perizinan lahan. 

Untuk itu ia berharap, dengan dukungan pemerintah dapat menjadi dorongan dalam proses pembangunan pabrik.

Tantangan lain yang menanti PT Oneject yakni kesiapan untuk masuk ke pasar ekspor. 

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila Moeloek bilang, Indonesia bisa menjadi pemimpin untuk pasar ekspor alat medis di Asia Tenggara khususnya jarum suntik.

"Juga menjadi momentum meningkatkan daya saing industri dalam negeri untuk tekan impor," sebut Nila. 

Lebih jauh Nila menjelaskan, Kementerian Kesehatan terus berupaya mendorong penggunaan produk dalam negeri pada rumah sakit di tanah air.

Nila menambahkan, penggunaan alat medis produksi dalam negeri untuk rumahsakit kelas D kini hampir mencapai 70%. Adapun kelas-kelas lain telah mencapai di atas 50%.

"Penggunaan alat-alat canggih pada rumahsakit kelas A yang membuat penggunaan alat medis dalam negeri belum setinggi kelas D," terang Nila.

Asal tahu saja, PT Oneject menggandeng PT Itama Ranoraya selaku distributor produk. 

Baca Juga: Bidik Dana IPO Rp 150 Miliar, Ini Strategi dan Target Bisnis Itama Ranoraya

Pembangunan pabrik  Oneject menelan investasi sekitar Rp 350 miliar. Jahja memastikan, pembangunan dilakukan pada lahan seluas 1 hektar akan terbagi dalam dua tahapan. 
Dalam tahap pertama, perusahaan menargetkan produksi sebanyak 600 juta jarum suntik per tahun. Nantinya memasuki tahun ke empat dan kelima, akan ada pengembangan tahap kedua dimana kapasitas produksi diharapkan mampu mencapai 1,2 miliar jarum suntik per tahun.

Perusahaan juga mulai melirik pasar ekspor khususnya di Amerika dengan porsi sebanyak 40% dari total produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×