kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini strategi Garuda Maintenance (GMFI) saat wabah virus corona (Covid-19)


Rabu, 08 April 2020 / 17:52 WIB
Ini strategi Garuda Maintenance (GMFI) saat wabah virus corona (Covid-19)
ILUSTRASI. Aktivitas PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah virus corona (Covid-19) memaksa banyak airline menghentikan penerbangannya. Hal ini mengakibatkan penurunan aktivitas penerbangan yang signifikan akibat banyaknya maskapai yang melakukan grounded atas mayoritas armadanya hingga penghentian operasi.

Hal tersebut mengakibatkan ketidakpastian yang signifikan terhadap bisnis MRO seiring dengan peningkatan ketidak pastian ekonomi global.

Baca Juga: Garuda Maintenance (GMFI) rugi Rp 50 miliar pada 2019, ini penyebabnya

Sejalan dengan hal tersebut, sebagai upaya untuk memitigasi risiko ketidakpastian ekonomi global di tahun 2020, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) akan berfokus pada peningkatan kinerja fundamental keuangan terutama pada peningkatan kinerja laba bersih, arus kas, serta peningkatan kinerja operasional guna menjamin kualitas dan on-time delivery pada perawatan pesawat sehingga mendukung operasional di industri penerbangan.

"Guna mendukung ketercapaian fokus tersebut, GMF akan melanjutkan usaha peningkatan pangsa pasar internasional dan non afiliasi, dengan penambahan kapasitas airframe yang sudah dikerjasamakan di beberapa lokasi selain Cengkareng, seperti Pondok Cabe dan Denpasar. Karenanya, perseroan optimis untuk dapat meningkatkan pangsa pasar tersebut," ujar Sekretaris Perusahaan GMFI Maryati kepada kontan.co.id, Rabu (8/4).

Selain itu, GMFI juga melakukan diversifikasi usaha dengan memprioritaskan bisnis dan segmen pasar yang memiliki margin dan likuiditas yang lebih baik, seperti perawatan pesawat Militer (Airframe, Component, Engine Maintenance), Private/Business Jet, Trading & Leasing, serta meningkatkan perawatan non aviasi khususnya bidang Industrial Gas Turbine Engine (IGTE). 

GMFI juga menjalankan Program Efisiensi dan Efektifitas Biaya. Selain itu, pada aspek operasional, GMFI akan meningkatkan Utilisasi/ Produktivitas kerja, meningkatkan penggunaan PMA Part, dan lain-lain.

Baca Juga: Ngeri, kasus virus corona tanpa gejala di China melonjak empat kali lipat

Maryati menambahkan, GMFI akan melanjutkan peningkatan capability & capacity, melalui Partnership untuk minimalisir investasi dan sharing risiko dalam operasional bisnis. Melanjutkan peningkatan kualitas operasional melalui perbaikan manajemen proyek dan sumber daya manusia bertaraf internasional serta perbaikan internal proses secara berkesinambungan.

Maryati menjelaskan, adapun proyeksi kinerja yang tertuang dalam penetapan RKAP di tahun 2020 pada dasarnya disusun dengan optimisme atas pertumbuhan industri penerbangan yang berpengaruh terhadap kinerja GMFI. Menurutnya, Pada akhir tahun 2019, GMFI tetap memiliki optimisme untuk menetapkan proyeksi optimal bagi kondisi industri dan kinerja GMF ditahun 2020.

Namun, kondisi pandemi COVID-19 yang semakin mengkhawatirkan dan berdampak terhadap kebijakan berbagai negara untuk menutup akses keluar masuk, menyebabkan ketidakpastian yang signifikan bagi industri penerbangan.

"Karenanya,GMFI akan meninjau secara berkesinambungan proyeksi yang telah ditetapkan dan mengupayakan untuk menyusun strategi dan mitigasi yang tepat untuk menghadapi kondisi yang tidak biasa ini," kata Maryati.

Baca Juga: Saat gembok Wuhan terbuka, Kota Suifenhe di China Utara melakukan lockdown

Maryati mengungkapkan, tahun 2020 akan menjadi tahun yang menantang bagi seluruh pelaku industri, tidak terkecuali bagi industri penerbangan domestik. Walaupun demikian, Maryati menyebut aktivitas perawatan masih akan terjadi terutama dari aktivitas yang berbasis kalendar. Selain itu, terdapat juga potensi perawatan yang dipercepat pelaksanaannya saat pesawat tidak beroperasi.

"Namun, kondisi industri penerbangan yang menantang akan mendorong maskapai penerbangan untuk melakukan langkah-langkah efisiensi, termasuk pada aspek perawatan yang bersifat non-safety related," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×