Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
Selain itu, selama masa pandemi dan recovery, Perseroan melakukan strategi dengan mengedepankan ketersediaan kas khususnya modal kerja, efisiensi dan efektivitas biaya serta optimalisasi sumber daya yang ada. Untuk itu Menurut Maryati, Perseroan melakukan negosiasi dengan vendor untuk restrukturisasi kontrak, termasuk pengaturan workscope, termin pembayaran maupun penundaan pembayaran.
"Ke depannya untuk menghadapi fase normal baru kita akan mengoptimalkan kembali pendapatan core business di segmen aviasi yang sifatnya terjadwal dan kami mendukung penuh upaya pemulihan airlines yang selama ini pesawatnya terpaksa grounded. Ini merupakan peluang yang harus kita maksimalkan karena diperlukan maintenance untuk mempersiapkan pesawat agar layak terbang kembali. Selain itu, Perseroan juga mengoptimalkan segmen pasar yang minim terdampak oleh pandemi diantaranya military services dan Private/Business Jets," jelas Maryati.
Disamping penguatan segmen bisnis aviasi, Perseroan juga akan memperbesar volume bisnis dari non aviasi, diantaranya pekerjaan perawatan Industrial Gas Turbine Engine (IGTE) yang proyeksi bisnisnya cukup menjanjikan dan memiliki profitabilitas yang cukup bagus.
Baca Juga: Citilink Indonesia lakukan uji terbang pesawat khusus kargo
Ia menjelaskan, secara umum untuk strategi di sepanjang 2020 pihaknya berupaya memaksimalkan pemulihan aktifitas penerbangan. Menurutnya, beberapa negara dan domestik sudah mulai melonggarkan kebijakan lockdown.
"Strategi perusahaan termsuk penyerapan capex masih sangat dinamis tidak ada yang tahu pasti kondisi perkembangan aktifitas penerbangan kedepannya yang sangat mempengaruhi Perseroan," kata Maryati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News