Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) mengejar pertumbuhan pendapatan dengan level dobel digit pada akhir tahun ini. Kinerja pendapatan MUTU masih berjalan sesuai ekspektasi hingga periode kuartal III-2025.
Pendapatan MUTU melaju 10,64% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 200,35 miliar menjadi Rp 221,68 miliar sampai dengan September 2025. Pendapatan jasa dari segmen bisnis pengujian laboratorium masih mendominasi dengan kontribusi 39,17% terhadap pendapatan MUTU.
Pendapatan jasa pengujian laboratorium MUTU tumbuh 17,25% (yoy) menjadi Rp 86,84 miliar. Pertumbuhan juga terjadi pada segmen bisnis surveyor dan inspeksi teknis yang menanjak sebanyak 13,22% (yoy) menjadi Rp 67,72 miliar serta sertifikasi produk yang naik tipis 0,96% (yoy) menjadi Rp 67,11 miliar.
Baca Juga: Mutuagung Lestari (MUTU) Fokus pada 3 Pilar Bisnis Ini, Cermati Rekomendasi Sahamnya
Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia Mutuagung Lestari, Sumarna, mengungkapkan pertumbuhan pendapatan MUTU terdorong oleh peningkatan aktivitas layanan sertifikasi, inspeksi dan pengujian atau Testing, Inspection & Certification (TIC). Peningkatan aktivitas terjadi di berbagai sektor seperti energi, industri manufaktur, dan pertanian.
Sementara dari sisi perolehan laba, MUTU masih mampu mengerek laba kotor dengan kenaikan 6,05% (yoy) dari Rp 88,47 miliar menjadi Rp 93,83 miliar. Hanya saja, kenaikan beban usaha membuat laba usaha MUTU menyusut 3,70% (yoy) dari Rp 25,90 miliar menjadi Rp 24,94 miliar.
Secara bottom line, MUTU meraih laba bersih sebesar Rp 13,72 miliar hingga kuartal III-2025. Keuntungan MUTU merosot 28,20% dibandingkan laba bersih sebesar Rp 19,11 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Meski begitu, Sumarna mengklaim perolehan laba bersih tahun berjalan MUTU masih bisa tumbuh sekitar 1,3% dibandingkan kuartal sebelumnya. Sumarna menyoroti hasil ini terjadi di tengah tekanan biaya operasional dan fluktuasi harga komoditas.
Sumarna menambahkan, EBITDA Mutuagung Lestari tumbuh lebih dari 30% (yoy) dari Rp 30,2 miliar menjadi sekitar Rp 40 miliar. Sedangkan rasio utang terhadap ekuitas berada di level 0,38 kali, menunjukkan struktur permodalan yang konservatif dengan ruang yang luas untuk ekspansi ke depan.
"Kami berkomitmen memperkuat peran MUTU sebagai lembaga sertifikasi dan pengujian. Dengan fondasi keuangan yang kuat, kami siap memperluas jangkauan layanan, termasuk mendukung ekosistem perdagangan karbon dan green industry di Indonesia," kata Sumarna melalui keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Senin (27/10/2025).
Sampai dengan akhir tahun 2025, MUTU menargetkan pertumbuhan pendapatan dobel digit. Strategi utama MUTU adalah fokus pada ekspansi digitalisasi layanan serta penguatan laboratorium di sektor energi dan lingkungan.
Baca Juga: Mutuagung Lestari (MUTU) Bagikan Dividen Tunai Rp 7,21 Miliar
"MUTU terus memperkuat investasi pada pengembangan laboratorium baru dan fasilitas TIC di berbagai wilayah Indonesia untuk memperluas kapasitas layanan," imbuh Sumarna.
Dihubungi terpisah, Affan Nurachman sebagai Direktur Eksekutif Corporate Secretary Mutuagung Lestari mengungkapkan bahwa MUTU telah membuka laboratorium lingkungan cabang di Banjarbaru pada awal tahun 2025. Ekspansi laboratorium menjadi bagian dari strategi pertumbuhan kinerja MUTU.
Strategi lainnya adalah peluncuran jasa baru seperti layanan inspeksi minyak dan gas (migas). Affan bilang, layanan inspeksi migas mulai memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pendapatan MUTU.
Strategi lain dijalankan melalui diversifikasi sektor layanan, termasuk TIC yang berfokus pada green economy, natural resources dan shariah economy. Langkah ini sejalan dengan tren keburuhan pasar dan kebijakan pemerintah.
MUTU pun melihat ada peluang besar dari strategi penguatan pilar green economy dan shariah economy, yang akan mendorong pengembangan layanan di sektor karbon dan halal. Affan optimistis kombinasi dari strategi tersebut akan menopang target jangka panjang MUTU untuk bisa tumbuh di atas rata-rata industri TIC secara Compound Annual Growth Rate (CAGR).
"Manajemen menyatakan target strategis jangka panjang untuk meningkatkan pangsa pasar dan melampaui pertumbuhan rata-rata industri (CAGR), serta ekspansi ke layanan terkait karbon dan halal," tandas Affan.
Selanjutnya: Perang Diskon Mobil Memanas, Daihatsu Pilih Perkuat Value Chain
Menarik Dibaca: Rahasia Anggrek Putih Mekar Indah Sepanjang Tahun, Begini Cara Merawat Bunga Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













