kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Strategi Siantar Top (STTP) Tetap Kejar Pertumbuhan Dobel Digit pada Semester II-2025


Jumat, 04 Juli 2025 / 19:51 WIB
Strategi Siantar Top (STTP) Tetap Kejar Pertumbuhan Dobel Digit pada Semester II-2025
ILUSTRASI. Biskuit produk PT Siantar Top Tbk (STTP).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Siantar Top Tbk (STTP) masih optimistis mengejar pertumbuhan kinerja dengan level dobel digit. Produsen makanan ringan French Fries 2000 dan Twistko ini menyiapkan strategi untuk memacu penjualan pada semester II-2025.

Berkaca dari periode awal tahun, penjualan STTP tumbuh 4,13% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 1,21 triliun menjadi Rp 1,26 triliun hingga kuartal I-2025. Meski begitu, perolehan laba bersih STTP merosot 40,14% (yoy) dari Rp 504,76 miliar menjadi Rp 302,13 miliar.

Direktur Utama Siantar Top, Armin, mengungkapkan kinerja STTP masih mampu tumbuh secara operasional dan bisnis. Tercermin dari kenaikan penjualan dan capaian laba kotor yang naik 5,92% (yoy) menjadi Rp 393,58 miliar.

Sementara untuk penurunan laba bersih, Armin menjelaskan kondisi ini lebih disebabkan oleh faktor non operasional yakni karena tidak adanya pembagian dividen dari anak perusahaan. Berlanjut ke kuartal II-2025, Armin memberikan gambaran bahwa penjualan STTP masih mampu tumbuh, meski masih belum mencapai dobel digit. 

"Jadi kami tidak melakukan revisi, masih kejar (pertumbuhan) dobel digit. Di kuartal kedua belum. Kami coba di kuartal III dan IV dengan beberapa strategi. Memang tidak gampang, tapi kami masih berupaya ke sana," kata Armin saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (4/7).

Baca Juga: Siantar Top (STTP) Kejar Pertumbuhan Double Digit, Begini Strategi pada 2025

Armin menyoroti dua tantangan utama yang membayangi industri makanan dan minuman. Pertama, persaingan yang semakin ketat di tengah tekanan pasar akibat pelemahan daya beli masyarakat. 

Kedua, efek perang tarif dan eskalasi geo-politik yang bisa berdampak ke pertumbuhan ekonomi hingga rantai pasok bahan baku dan produk. Kondisi ini membuat STTP perlu lebih cermat dan hati-hati, termasuk dalam memperluas pasar ekspor dan merilis produk baru.

"Kami akan mengeluarkan produk-produk baru, tapi waktunya harus tepat. Kalau (merilis) pas kondisi lagi nggak bagus, ya percuma. Itu untuk yang dalam negeri. Untuk ekspor, ada peluang, meski tidak gampang," kata Armin.

Perkuat Kontribusi Ekspor

Sebelumnya, STTP sudah berencana untuk ekspansi ke pasar Amerika Serikat (AS) pada tahun ini. Tapi, dengan munculnya perang tarif, STTP akan lebih cermat menghitung peluang bisnis dan memilih momentum yang tepat untuk masuk ke pasar AS.

Baca Juga: Perluas Pangsa Pasar, Siantar Top (STTP) Bidik Ekspor ke Amerika Serikat (AS)

"Kami tetap follow up, sudah kami jajaki, berkoordinasi dengan pihak sana. Kami juga hitung (efek perang tarif), masih bisa nggak survive? kalau masih bisa, kami tentu akan lanjut masuk," jelas Armin.

Armin menegaskan, perluasan pasar ekspor STTP tidak hanya bertumpu pada AS. STTP juga melirik perluasan ekspor ke wilayah Asia, seperti di area Timur Tengah. Selain membuka pasar baru, STTP juga akan memperkuat pasar eksisting dengan menambah jenis produk yang potensial diminati di luar negeri.

Armin mengungkapkan bahwa performa ekspor STTP mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dalam tiga tahun terakhir. Kontribusi ekspor terhadap pendapatan naik dari sekitar 10% pada 2022 menjadi 16% pada 2023, dan mencapai sekitar 18% pada tahun 2024.

Adapun, wilayah operasional STTP mencakup beberapa negara. Diantaranya adalah Taiwan, Korea Selatan, China, Yordania, Thailand, Hongkong, Palestina, Mauritius, Nepal, Uni Emirat Arab, Vietnam, Kamboja dan Kanada.

Mengacu pada kinerja kuartal I-2025, penjualan ekspor STTP kembali mendaki, tumbuh 16% (yoy) dari Rp 196,56 miliar menjadi Rp 228,01 miliar. Jumlah ini setara dengan kontribusi 22% dari total penjualan STTP pada kuartal I-2025.

Perluasan pasar ekspor menjadi strategi yang penting untuk mendiversifikasi pasar di tengah pelemahan konsumsi di dalam negeri. "Itu bagian dari strategi kami, tidak bergantung pada satu posisi saja. Meski tidak segampang itu, tapi peluang (memperluas ekspor) masih terbuka," tandas Armin.

Baca Juga: Siantar Top Bidik Pertumbuhan Dobel Digit

Selanjutnya: Perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perlu Disalurkan Secara Selektif

Menarik Dibaca: BSU Bisa Disalurkan Lewat Aplikasi Pospay lo, Begini Prosesnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×