Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
Dari sisi produk, rumah tapak menjadi produk yang paling banyak menerima permintaan. Pihaknya mencatat, rumah tapak menyumbang marketing sales sebesar Rp 567 miliar yang kemudian disusul apartemen sebesar Rp 134 miliar. Sisanya berasal dari shoplot, landplot, dan office.
Sekedar informasi, realisasi tersebut turun 22,27% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perusahaan mencatat, marketing sales periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,1 triliun.
Jemmy mengakui dengan adanya pandemi virus corona akan memberikan dampak hingga semester I nanti. "Pencapaian sampai dengan semester I juga akan menurun dibandingkan tahun lalu karena sementara kami tidak melaksanakan launching produk," terangnya.
Baca Juga: Banyak Proyek Baru yang Ditunda, Penjualan Summarecon Agung (SMRA) Berpotensi Turun
Kendati begitu, untuk proyek eksisting disebutnya masih berjalan dengan memperhatikan ketentuan PSBB yang berlaku. Sayangnya, ia enggan membeberkan progres pengembangan proyek eksistingnya.
Jemmy menjelaskan, dengan kondisi saat ini, pihaknya akan menyesuaikan dengan perkembangan kondisi ke depan yang belum bisa dipastikan.
"Saat ini kami masih lebih fokus untuk berperan dalam menghentikan rantai penyebaran Covid-19 dengan mengurangi/menghentikan aktivitas mendatangkan keramaian supaya pemulihan dunia usaha juga dapat segera terwujud," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News