kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Strategi Triputra Agro Persada (TAPG) Hadapi Efek El Nino Tahun Depan


Kamis, 16 November 2023 / 16:06 WIB
Ini Strategi Triputra Agro Persada (TAPG) Hadapi Efek El Nino Tahun Depan
ILUSTRASI. Perkuat kinerja, Triputra Agro Persada (TAPG) resmikan pabrik kelapa sawit baru di Kalimantan Tengah


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) telah mempersiapkan sejumlah strategi guna menghadapi efek negatif El Nino di tahun 2024 mendatang. 

Diketahui, El Nino yang menyebabkan musim kemarau panjang telah berlangsung dari bulan Agustus 2023, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) puncak El Nino diprediksi akan terjadi di akhir tahun hingga Februari-Maret 2024. 

“Perseroan terus melakukan mitigasi terhadap risiko utama dari El nino melalui pengembangan embung air dan program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang berfungsi mencegah kebakaran,” ungkap Corporate secretary TAPG Joni Tjeng saat dihubungi Kontan, Kamis (16/11).

Ia menambahkan pada sisi demand atau permintaan, kondisi El Nino tentu akan menjaga harga karena tingkat produksi yang relatif akan turun di negara-negara penghasil crude palm oil (CPO) seperti Indonesia dan Malaysia. 

Baca Juga: Primadaya Plastisindo (PDPP) Rogoh Kas Internal Untuk Membangun Pabrik di Surakarta

“Pada sisi vegetable oil global diperkirakan stok juga tidak mengalami peningkatan yang signifikan karena produksi soybean oil yang juga masih mengalami tantangan,” katanya.

Ia kemudian mengatakan, jelang tutup tahun Perseroan juga akan tetap berfokus pada optimalisasi produktivitas dimana umur tanaman sawit Perseroan saat ini berada pada masa puncak dengan rata-rata umur 12,7 tahun. 

“Penerapan pupuk yang optimal disertai Good Agricultural Practice yang didukung teknologi serta Continuous Improvement untuk memaksimalkan OER tetap menjadi strategi utama perseroan,” ungkapnya.

Untuk diketahui, pendapatan dan laba TAPG di kuartal-3 tahun ini memang mengalami penurunan. Ini terlihat dari penjualan sebesar Rp 6,03 triliun pada kuartal III-2023. Penjualan tersebut turun 10,4% dari kuartal III-2022 yang sebesar Rp 6,74 triliun.

Di saat yang bersamaan, TAPG membukukan laba Rp 1,1 triliun hingga kuartal III-2023. Angka tersebut turun 52,9% secara tahunan atau year on year (YoY). Pada periode yang sama tahun lalu, TAPG mencatatkan laba sebesar Rp 2,33 triliun.

Beban pokok penjualan TAPG juga tercatat naik sebesar 14,2% ke Rp 4,53 triliun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,96 triliun.

Soal penurunan kinerja ini, Joni mengatakan pendapatan dan laba tahun 2023 dibandingkan pada tahun 2022 yang merupakan masa puncak performa TAPG dimana perseroan mengalami produksi tertinggi yang didukung juga harga komoditas yang mencapai titik tertinggi. 

Baca Juga: Blue Bird (BIRD) Sebut Momen Pemilu 2024 Tak Ganggu Bisnis Sektor Transportasi

“Kemudian, pada tahun 2023 fenomena El Nino mulai terjadi yang bisa mempengaruhi produksi sehingga merupakan koreksi yang wajar terjadi pada produksi kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia, pada sisi harga fokus negara-negara maju untuk menekan inflasi juga berpengaruh pada harga komoditas global yang menyebabkan koreksi. Kedua hal tersebut yang mempengaruhi performa perseroan pada tahun 2023,” katanya. 

Lalu terkait anggaran belanja modal, Joni menjelaskan bahwa tahun ini perseroan menggelontorkan dana sebesar Rp 900 miliar.




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×