Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
Meski belum ada rincian skema bisnis yang ditawarkan PLN, PLN Disjaya memberikan gambaran soal investasi untuk membangun station charging dengan kemampuan fast charging.
Baca Juga: Sokong era kendaraan listrik, badan usaha swasta dan pemda didorong kembangkan SPKLU
General Manager PT Perusahaan Listrik Negara Distribusi Jakarta Raya M. Ikhsan Asaad mengungkapkan bahwa investasinya mencapai Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar.
"Investasi fast charging sekitar Rp 1 miliar-Rp 2 miliar, lahan yang diperlukan tidak terlampau besar, fast charging hanya 2 meter persegi sampai 4 meter persegi (m2), parkir atau ngecharge 2 mobil sekitar 10 m2 jadi total 1 fast charging dengan ngecharge 3 mobil sekitar 12 m2-14 m2," ungkap dia ke Kontan.co.id, Minggu (1/9).
Ikhsan menerangkan, sebaiknya untuk motor listrik tidak diisi menggunakan fast charging karena bisa merusak baterai. Pengisian baterai motor listrik ada baiknya diisi di rumah atau memakai fasilitas SPLU yang sudah dimiliki PLN. "Tidak sampai 1 jam sudah full," ujar dia.
Sebab, kata Ikhsan, fast charging itu hanya untuk mobil listrik. "Kalau isi full mobil listrik bisa 20 menit sampai 2 jam," imbuh dia.
PLN sendiri akan membangun lima SPKLU fast charging di lima lokasi di Jakarta. Namun demikian, menurut informasi yang diperoleh Kontan.co.id tawaran investasi membangun SPKLU fast charging itu akan berlaku untuk seluruh Indonesia.
PLN sendiri akan mengumumkanĀ skema bisnis SPKLU dalam waktu dekat. Saat ini masih diukur berapa luas lahan yang dibutuhkan, investasi yang mesti dikeluarkan patner, dan apa saja fasilitas yang diperoleh patner PLN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News