kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini tujuan e-commerce salurkan pinjaman modal usaha


Senin, 09 September 2019 / 17:34 WIB
Ini tujuan e-commerce salurkan pinjaman modal usaha
ILUSTRASI. Tokopedia


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -Strategi perusahaan e-commerce menyediakan layanan pinjaman modal usaha kepada pedagang online dinilai positif oleh Kun Arief Cahyantoro, pengamat e-commerce. Menurut Kun Arief,  langkah itu merupakan cara yang sangat bagus, sebab perusahaan e-commerce membutuhkan supplier sustainabilities, lantaran mereka bukan penyedia barang-barang yang ditransaksikan.

Betul, tak ada asap tanpa ada api. Langkah perusahaan e-commerce menyediakan layanan pinjaman modal usaha, juga bukan tanpa alasan. Dari kacamata bisnis, kata Arief, selain imbal hasil dari bunga pinjaman, mereka juga akan mendapatkan keuntungan berupa nilai perusahaan yang meningkat. “Bukan melalui besarnya aset atau intangible asset (SDM dan teknologi), tetapi karena adanya utang-piutang,” katanya.
 
Menurut Arief, dalam ilmu manajemen bisnis, besarnya nilai perusahaan adalah jumlah seluruh aset perusahaan, baik berupa aset di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan berupa utang piutang.  Pada perusahaan penyedia dana yang sudah go public, kenaikan nilai perusahaan akan berimbas kepada nilai saham perusahaan itu.
 
Nah, tujuan mendongkrak jumlah mitra usaha dan transaksi dengan menyediakan pinjaman modal hanyalah “cover-up” untuk meningkatkan valuasi perusahaan. Arief menambahkan, target hasil yang ingin dicapai ialah keuntungan dengan masuknya investor baru.
 
Ada keuntungan lain yang diperoleh perusahaan e-commerce  dengan menyediakan jasa pinjaman modal itu, yakni tidak banyak terikat dengan aturan-aturan dari lembaga regulasi keuangan. Soalnya, “Perusahaan e-commerce bukan perusahaan keuangan, sehingga aturan yang digunakan adalah regulasi dari industri e-commerce,” imbuh Arief. 
 
Namun begitu, Arief mengingatkan, pinjaman selalu berpotensi mengalami gagal bayar. Risiko ini harus diantisipasi dan dimitigasi oleh perusahaan e-commerce. Salah satunya adalah memahami teknis bisnis penyaluran modal, sebagaimana yang dilakukan bank dan perusahaan keuangan lainnya. 
 
Di sisi lain, calon debitur juga harus lebih hati-hati dan memeriksa secara teliti apa yang menjadi syarat dan aturan kesepakatan pinjaman modal di e-commerce. “Agar calon debitur tidak terjebak perjanjian yang kelak akan merugikan,” tandas Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×