kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inilah penyebab Garuda Indonesia lakukan pensiun dini kepada karyawan


Senin, 24 Mei 2021 / 07:35 WIB
Inilah penyebab Garuda Indonesia lakukan pensiun dini kepada karyawan


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Adi Wikanto

Apalagi, pandemi covid-19 belum juga terkendali. Di beberapa negara, covid-19 memasuki gelombang kedua dan ketiga. Negara yang sebelumnya dinilai sukses menghadapi covid-19 seperti Taiwan dan Singapura pun turut mengalami lonjakan kasus.

Dengan demikian, rute-rute internasional belum dapat diandalkan untuk memulihkan kinerja. "Garuda dan airline lainnya hanya bisa mengandalkan rute domestik. Itu pun dengan catatan kondisi covid tidak melonjak," kata Alvin.

Hal senada juga disampaikan oleh Peneliti Lembaga Manajemen FEB Universitas Indonesia, Toto Pranoto, yang mengungkapkan bahwa bisnis penerbangan hancur lebur pada tahun lalu. Hal itu juga tercermin dari data yang disampaikan Internasional Air Transport Association (IATA).

IATA memperkirakan, kerugian seluruh maskapai di dunia mencapai US$ 84,3 miliar. Pendapatan dari maskapai rata-rata anjlok hingga 90%. "Hampir semua flag carrier di ASEAN mengalami kerugian yang cukup dalam. Termasuk SQ (Singapore) yang mengalami kerugian pertama kali dalam sejarah. Thai Airlines dan Philippines Airlines bahkan sudah mengajukan perlindungan terkait UU kebangkrutan," terang Toto.

Baca Juga: Garuda Indonesia tawarkan pensiun dini bagi karyawan, Dirut: Ini langkah berat

Dengan terbatasnya mobilitas masyarakat, Toto menaksir sepanjang tahun lalu GIAA menderita kerugian yang besar. Apalagi, upaya diversifikasi ke angkutan cargo secara lebih masif juga belum menghasilkan kinerja yang signifikan.

Untuk proyeksi di tahun ini, Toto menaksir kinerja GIAA tetap akan merugi, tapi bisa lebih baik dibandingkan tahun lalu. Artinya, berat bagi GIAA untuk mencetak laba, tapi masih berpotensi untuk menurunkan kerugian.

"Dengan mulainya vaksinasi secara masif dan pelonggaran pergerakan manusia, mestinya kinerja GIAA bisa lebih baik di 2021. Selain angkutan penumpang yang mulai menggeliat, program angkutan cargo juga mestinya mulai naik," sebut Toto.

Baca Juga: Ingat! Penumpang pesawat Garuda harus penuhi dokumen persyaratan perjalanan mudik



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×