kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Intermitensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Masih Menjadi Salah Satu Kendala


Minggu, 24 Desember 2023 / 12:18 WIB
Intermitensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Masih Menjadi Salah Satu Kendala
ILUSTRASI. Intermitensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) masih menjadi salah satu kendala dalam mendorong pemanfaatannya secara masif. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/nz


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Intermitensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) masih menjadi salah satu kendala dalam mendorong pemanfaatannya secara masif.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan, demi mengatasi intermitensi pada sistem kelistrikan PLN, pemasangan PLTS tersebar bisa menjadi solusi. Ini merujuk uji coba Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), dari pemasangan alat piranometer di 100 lokasi berbeda di Pulau Jawa.

"Kita sudah pasang piranometer, yaitu alat untuk mengukur radiasi di 100 tempat di Pulau Jawa untuk membuktikan apakah betul kalau kita pasang PLTS intermetensinya akan benar-benar berpengaruh terhadap sistem ketenagalistikan yang ada di PLN. Kesimpulannya PLTS itu sebaiknya dipasang secara tersebar. Sebenarnya kesimpulan ini sebelum dipasang pun kita sudah tahu, tapi kita harus ada bukti," ujar Dadan, Sabtu (16/12).

Baca Juga: Kementerian ESDM Sebut Harga Keekonomian EBT Kian Kompetitif

Dadan menambahkan, faktor utama intermitensi pada PLTS dipengaruhi oleh faktor cuaca. Oleh karena itu, pemasangan PLTS secara tersebar di lokasi-lokasi strategis diyakini tidak akan menyebabkan terjadi intermitensi pada sistem kelistrikan yang ada.

"Kalau di satu tempat pasti akan terganggu dan kita sudah buktikan kalau dipasang 100 lokasi secara tersebar, gak ada itu intermentensinya karena bisa saling mengisi. Kan intermitensi itu bukan disebabkan karena mataharinya berubah-rubah, tapi karena faktor alam yang ada di atmosfer. Ada hujan, ada awan, ada segala macam," terang Dadan.

Keakuratan uji teknis ini menjadi dasar pertimbangan pemerintah dalam menggenjot pemanfaatan energi terbarukan yang ramah lingkungan menjadi sumber energi listrik bagi masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Perkembangan EBT di Indonesia Masih Seret, Ini yang Dibutuhkan

Dadan menambahkan, programnya pengembangan EBT kini semakin baik. Selain itu ketersediaan alat juga semakin akurat. 

"Jadi kita ini sekarang sudah masuk ke masa bahwa tidak ada lagi hal-hal yang kira-kira menantang untuk pemanfaatan EBT di dalam negeri. Ada kecualinya, kita tidak ingin hanya menjadi tempat investasi untuk memasang angin, memasang surya, tapi bukan kita yang membuat alatnya dan komponennya. Ini yang sedang dicari cara yang terbaik, mana sih sebetulnya yang harus didahulukan," pungkas Dadan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×