Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten keramik PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) menargetkan penjualan di atas Rp 90 miliar sampai Rp 110 miliar untuk tahun ini. Adapun target ini ditopang oleh target produksi keramik merek Essenza yang mencapai 900.000 m² hingga 1.1 juta m² di sepanjang 2020.
Jika dibandingkan dengan penjualan bersih IKAI di 2018 sebesar Rp 11,27 miliar dan penjualan di kuartal III 2019 sebesar Rp 57,21 miliar, target yang dipatok cukup tinggi.
Baca Juga: Intikeramik Alamasri (IKAI) genjot penjualan produk Essenza
Direktur utama IKAI, Johas Raffli menjelaskan tahun ini IKAI berharap adanya penambahan kapasitas produksi entitas anak dari sisi bisnis manufaktur. "Mengingat kami juga telah menambah kerjasama dengan distributor – distributor yang membantu penjualan produk-produk Essenza," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (21/2).
Johas menyatakan strategi yang sudah disiapkan Intikeramik dari segmen manufaktur adalah merek Essenza akan memperluas penyebaran ke seluruh Jawa dan Bali melalui distributor-distributor. "Distributor kami akan menyebar dalam segmen project, ritel dan modern outlet," jelasnya.
Adapun Johas mengkakui, Intikeramik baru saja menandatangani kerjasama dengan salah satu Distributor Bahan Bangunan Terbesar di Indonesia yang memiliki pengalaman yang baik dalam penjualan. Harapannya dari sisi bisnis manufaktur, IKAI dapat melakukan peningkatan penjualan di tahun ini.
Baca Juga: Efek Safeguard: Impor Keramik China turun, India dan Vietnam Berpesta
Dari sisi Perhotelan, IKAI akan tetap berusaha melakukan peningkatan pendapatan untuk hotel yang sudah beroperasi. Johas berharap peningkatan target kenaikan pendapatan sebesar minimum 10% untuk pertumbuhan usaha dari entitas anak di bidang perhotelan.
Target yang dipatok dari bisnis perhotelan itu optimistis tercapai. Johas yakin karena saat ini IKAI lebih giat melakukan strategi penjualan seperti memperbanyak dan meng-utilisasi data pelanggan, membuka lebih banyak cabang hotel, dan membangun brand image yang positif.
Selain itu, IKAI akan tetap aktif menjajaki informasi mengenai hotel-hotel dengan potensial bisnis yang baik di Indonesia.
Baca Juga: Proyek Pemerintah Dorong Bisnis Keramik
Meski telah mematok target penjualan dan produksi, Johas belum mau blak-blakan berapa belanja modal yang telah disiapkan. Tapi gambarannya, dari sisi manufaktur Intikeramik mengalokasikan dana sekitar 10% sampai 15% dari penjualan untuk penambahan line produksi.
Sedangkan untuk sisi Perhotelan, Intikeramik masih melakukan pengkajian internal dengan mempelajari usulan dari masing masing hotel.
Johas menyatakan, sudah ada beberapa kebijakan pengelolaan dana yang telah diterapkan. Adapun untuk saat ini Intikeramik mengusahakan dana belanja modal dengan menggunakan dana internal meskipun tidak menutup kemungkinan terus mengkaji sumber-sumber pendanaan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News