kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Intikeramik jajaki pabrik di Jawa Timur


Selasa, 04 Juni 2013 / 09:53 WIB
Intikeramik jajaki pabrik di Jawa Timur
ILUSTRASI. Perumahan?Botanical Puri Asri yang dikembangkan?PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL) di Depok, Jawa Barat.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Perusahaan keramik PT Intikeramik Alamsari Industri Tbk (IKAI) berencana membangun pabrik di wilayah yang pasokan gasnya lancar. Maklum, industri keramik mengandalkan pasokan gas sebagai sumber energi.

Vincentius An Eng, Sekretaris Korporat PT Intikeramik Alamsari Industri Tbk bertutur pasokan gas yang berlimpah di Jawa Timur (Jatim) menarik perhatian Intikeramik. "Kami lihat ada potensi dan kemungkinan di Surabaya," katanya ke KONTAN, Senin (3/5) usai paparan publik.

Faktor pendukung lainnya adalah upah minimun pekerja di Jawa Timur lebih rendah ketimbang Jabodetabek. Saat ini, Intikeramik memiliki pabrik di Tangerang, Banten. Menurut Vincentius, rencana ini bisa terealisasi lima tahun mendatang.

Sejauh ini, kekurangan pasokan gas coba Intikeramik siasati dengan mengimpor gas. Meski tidak memerinci berapa besar porsi gas impor,  ia menyebut bahwa harga gas impor lebih mahal, yakni sekitar US$ 13 per million metric british thermal units (mmbtu) ketimbang gas industri Perusahaan Gas Negara (PGN) yang sebesar US$ 10 per mmbtu.

Intikeramik memang kudu memikirkan rencana bisnis ini. Apalagi kapasitas pabrik keramik Intikeramik di Tangerang sejatinya mencapai 6,6 juta meter persegi (m2) per tahun. Tapi, realisasi produksi yang terpasang hanya separuhnya saja. Tahun lalu, volume produksi Intikeramik cuma dua juta meter persegi.
 
Rudy Hartawan, Direktur Intikeramik bilang, untuk mengatasi persoalan ini, perusahaan ini akan mengganti mesin produksi supaya bisa lebih efisien dan bisa mendongkrak volume produksi keramik. "Kami menargetkan volume produksi keramik mencapai tiga juta m2," katanya.

Langkah ini sekaligus untuk menjawab persaingan bisnis yang kian ketat di segmen pasar yang Intikeramik geluti, yaitu menengah atas. Pasalnya, biaya produksi yang makin besar mendorong pesaing meningkatkan penjualan produk yang memiliki margin lebih besar.

Selain itu, Intikeramik akan memperbanyak variasai produk keramik. Mereka sudah mendatangkan mesin model dari Italia. "Fungsi mesin ini memang untuk memperbanyak variasi model bukan memperbanyak produksi," timpalnya.

Untuk memiliki mesin ini, Intikeramik harus merogoh kocek Rp 4 miliar. Adapun total belanja modal yang dialokasikan sampai akhir tahun ini antara Rp 10 miliar - Rp 20 miliar.

Dengan aksi korporasi ini, Intikeramik berharap bisa meraup pendapatan antara Rp 250 miliar - Rp 260 miliar atau tumbuh 24,3%-29,3% dari pendapatan 2012 yang sebesar Rp Rp 201,2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×