Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intiland Development Tbk (DILD) optimistis target marketing salessebesar Rp 2 triliun masih dapat tercapai hingga akhir tahun ini. Untuk menggenjot kinerja, perseroan turut mengandalkan penjualan produk siap huni, recurring income, serta peningkatan kinerja hotel untuk menopang kinerja pada semester II-2025.
Di tengah lesunya industri properti, Direktur Utama DILD Archied Noto Pradono bilang perseroan bakal fokus melanjutkan sejumlah program promosi yang sudah berjalan pada paruh kedua tahun ini, termasuk memberikan diskon menarik untuk produk properti ready stock.
“Kami berupaya mempertahankan dan mengoptimalkan tambahan pendapatan dari recurring income,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (12/10/2025).
Maklum, penjualan sektor properti, yakni perumahan dan high rise (properti bertingkat tinggi) DILD pada semester I-2025 tercatat anjlok, masing-masing sebesar 38,09% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp 231,05 miliar dan 23,87% YoY menjadi Rp 146,98 miliar.
Baca Juga: Penjualan Lahan Industri Jadi Penopang Kinerja Intiland Development pada Awal 2025
Beruntung, pendapatan usaha dari segmen ini masih menunjukkan tren yang stabil, dengan perkantoran menyumbang Rp 127,62 miliar, naik 6,39% YoY, dan hotel menyumbang Rp 16,96 miliar, hanya turun tipis 0,15% YoY.
Archied bilang sejauh ini segmen perhotelan juga masih memberikan kontribusi positif terhadap kinerja perseroan. Dua hotel di Surabaya, yakni Whiz Hotel Praxis dan Whiz Luxe Spazio, mencatatkan peningkatan pendapatan seiring bertambahnya operasional kamar secara bertahap di Whiz Praxis serta kenaikan tingkat okupansi di Whiz Luxe Spazio pada paruh kedua ini.
Soal capex, Archied mengaku perseroan tak menargetkan nominal besar. “Capex hanya difokuskan untuk penyelesaian proyek-proyek yang sudah berjalan serta pengeluaran rutin minor untuk perkantoran. Fokus utama kami adalah mengurangi leverage atau tingkat utang pada tahun ini dan tahun depan,” jelasnya.
Strategi lain perseroan untuk sisa waktu tahun ini adalah mempercepat penjualan inventory yang sudah matang, serta mempercepat kesiapan land bank dan perizinan di kawasan industri milik perseroan, seperti di Ngoro dan Jawa Timur Industrial Estate, serta kawasan industri di Batang.
Baca Juga: Marketing Sales Intiland Development (DILD) Capai Rp 469,2 Miliar di Kuartal I-2025
Hal itu dilakukan seiring permintaan lahan industri masih menunjukkan tren positif, didorong oleh situasi global seperti perang tarif dan ekspansi pabrik lokal yang kini lebih memilih berada di kawasan industri resmi.
Ia menilai, stabilnya suku bunga serta tren penurunan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) akan menjadi sentimen positif bagi sektor properti. “Likuiditas di pasar juga terjaga, dan tingkat NPL KPR masih manageable. Kami berharap faktor-faktor ini bisa membantu menjaga daya beli konsumen,” imbuhnya.
Sekadar mengingatkan, laba tahun berjalan DILD pada semester I-2025 ambles 88,12% YoY jadi cuman Rp 49,10 miliar. Penurunan signifikan itu terjadi seiring penurunan pendapatan usaha sebesar 11,02% YoY menjadi Rp 1,21 triliun.
Kondisi itu diperparah dengan absensi dampak modifikasi atas arus kas liabilitas keuangan dan pendapatan dividen dalam periode ini. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu perseroan masih mendapatkan Rp 421,69 miliar dari dampak modifikasi atas arus kas liabilitas dan Rp 21,41 miliar dari pendapatan dividen.
Baca Juga: Pendapatan Turun, Intiland Development (DILD) Masih Cetak Laba di Kuartal I 2025
Selanjutnya: Rusia Tangguhkan Pemotongan Subsidi Damper Bahan Bakar hingga Mei Tahun Depan
Menarik Dibaca: Cara Mengelola Keuangan yang Tepat demi Mencapai Kebebasan Finansial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News