Reporter: Vina Elvira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pendapatan turun, PT Intiland Development Tbk (DILD) masih bisa membukukan laba di kuartal I 2025.
DILD mencatat pendapatan sebesar Rp 640,8 miliar pada kuartal I-2025. Pendapatan ini turun 9,9% yoy dari Rp 710,9 miliar pada periode sama tahun lalu.
Pendapatan pengembangan menyumbang Rp 423,1 miliar pada kuartal I-2025, atau turun 16,8% yoy dari Rp 508,7 miliar pada kuartal I-2024.
“Sementara itu, pendapatan berulang menghasilkan Rp 217,7 miliar, naik 7,7% yoy dari Rp 202,2 miliar pada kuartal I-2025,” tulis manajemen DILD dalam keterangannya, Senin (19/5).
Kontribusi tertinggi terhadap total pendapatan di kuartal pertama diperoleh dari segmen kawasan industri sebesar Rp 244,1 miliar (38,1%), segmen pendapatan berulang sebesar Rp 217,7 miliar (34,0%).
Lalu, segmen hunian tapak sebesar Rp 111,5 miliar (17,4%) dan segmen hunian campuran & bertingkat tinggi sebesar Rp 67,5 miliar (10,5%).
Baca Juga: Intiland Development (DILD) Catat Marketing Sales Rp 469,2 Miliar di Kuartal I-2025
Pendapatan dari segmen kawasan industri terutama berasal dari penjualan lahan industri di Batang Industrial Park dan gudang di Aeropolis Technopark.
Sedangkan pendapatan dari segmen perumahan tapak terutama berasal dari penyerahan unit perumahan di South Grove, 1Park Homes, Serenia Hills, Graha Famili Estate, Brezza dan Graha Natura.
Pendapatan yang dibukukan dari proyek-proyek mixed-use & high rise terutama diperoleh dari pengakuan pendapatan dari SQ Res, 57 Promenade, Spazio Tower, 1Park Avenue, Aeropolis dan Praxis.
"Sementara itu, pendapatan berulang berasal dari klub dan fasilitas olahraga, penyewaan ruang kantor dan ritel, bangunan pabrik standar dari kawasan industri, dan lain-lain,” tambah Manajemen DILD.
Kendati pendapatan turun, DILD masih mampu membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada perusahaan induk sebesar Rp 10,6 miliar, meningkat dari rugi bersih sebesar Rp 84,3 miliar di kuartal I-2024.
Peningkatan laba bersih pada kuartal pertama terutama disebabkan margin laba kotor yang lebih tinggi, terutama dari segmen kawasan industri, dan beban bunga yang lebih rendah.
Baca Juga: Intiland Development (DILD) Bidik Target Marketing Sales Rp 2 Triliun di Tahun 2025
Selanjutnya: Gojek: Potongan Aplikasi Turun Jadi 10% Bisa Tekan Pendapatan Driver
Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 20-21 Mei, Provinsi Ini Siaga Hujan Sangat Lebat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News